Namun, setahun kemudian ia tidak lagi melihat orang kulit putih lain selain yang ditemuinya tersebut, hal itu tentu menakutkan bagi Charles.
Terlebih ia menyaksikan bahwa bayi albino yang baru lahir akan dibunuh, hal itu tak lain untuk menjaga warna kulit penduduk desa supaya tetap terlihat gelap.
Dalam tulisannya ia menyimpulkan bahwa, "Hitam bisa berubah menjadi putih, tapi putih tidak pernah bisa menjadi hitam."
Kesenjangan ras menunjukkan ketakutan orang kulit hitam, menuju kepunahan ras mereka.
Selain Charles, kisah lain yang dijelaskan adalah kisah Kabula seorang gadis albino yang diculik ketika pulang sekolah.
Beruntung Kabula tidak dibunuh, ironisnya tangannya dipotong setelah itu para penculiknya meninggalkannya.
Baca Juga: Nikahi Keluarga Cendana, Penampilan Rika Callebaut Bikin Pangling
Itu hanyalah satu kisah, sedangkan ratusan orang albino lain mengalami nasib yang sama dengan Kabula.
Untuk harga potongan tubuh orang albino rupanya juga cukup mahal, sekitar $2.000 sekitar Rp29 juta, sedangkan satu tubuh utuh orang albino memiliki harga $75.000 sekitar Rp1,1 Milliar.
Sungguh ironis bukan, padahal penghasilan rata-rata orang Tanzania hanya $400 per tahun sekitar Rp5 juta.
Untuk itulah anak-anak yang menderita albino setidaknya harus ditempatkan secara aman, mereka harus bersekolah dan tinggal di asrama.