Hakuhodo telah membayangkan siswa saling mengenal satu sama lain.
Bahkan ketika mereka tidak dalam percakapan, mereka saling memberi inspirasi di setiap kesempatan, saling menciptakan dan berinovasi.
Saat para arsitek membiarkan gambar-gambar ini memandu perencanaan ruang mereka, mereka merasakan bahwa sebuah desain dibutuhkan memanipulasi bukan hanya pada elemen permukaan tapi juga pada rasa sensasi.
(BACA : Cuma Dirakit Selama 5 Jam, Penampakan Dalam Rumah Ini Kontemporer Banget!)
Menggunakan fokus terutama pada penglihatan, tim proyek menyesuaikan ketinggian, penempatan jendela dan pintu.
Penempatan yang menggunakan fokus penglihatan dapat mengubah perspektif dan membimbing garis pandang ke berbagai ruang.
Ini menciptakan lingkungan di mana mata bertemu, individu melihat apa yang orang lain lakukan, kemampuan berbaur, dan siswa saling mengilhami.
Kurikulum sekolah menggunakan siklus 'plan-do-check-act' yang unik.
'Plan-do-check-act' berarti sebuah siklus yang dimulai dari perencanaan, lakukan, periksa atau evaluasi, kemudian diakhiri oleh tindakan atau aksi.
Desain dari Hakuhodo memungkinkan sekolah mengarahkan aktivitas mereka sendiri berdasarkan siklus ini.
Dan memilih lingkungan yang sesuai untuk setiap aktivitas.
Secara khusus, selain ruang kelas untuk setiap tingkat kelas, semua ruangan di akademi adalah ruang serbaguna yang disesuaikan dengan aktivitas tertentu.