Grid.ID - Kisah pilu menimpa seorang kakek Arsyad, pemulung yang hidup sebatang kara.
Kakek Arsyad harus rela kehilangan tempat tinggalnya yang terbakar si jago merah saat ditinggal memulung.
Tak hanya kehilangan tempat tinggal, Kakek Arsyad harus rela tabungannya untuk umroh hangus terbakar.
Baca Juga: Kuburan Masal Berusia 5.000 Tahun Ungkap Kisah Pilu dan Tragis di Dalamnya
Kisah kakek Arsyad yang hidup sebatang kara dan mengalami kemalangan ini tengah ramai diperbincangkan publik.
Di berbagai sosial media ramai memberitakan kisah malang yang menimpa seorang kakek berumur 70 tahun itu.
Beberapa media sosial ramai memberitakan kisah pilu kakek Arsyad yang kehilangan rumahnya pada 15 Juni 2019 lalu.
Baca Juga: Kisah Pilu Nenek 90 Tahun Rayakan Lebaran Sendirian Setelah Puluhan Tahun Ditelantarkan Anaknya
Seperti yang diwartakan makassar.tribunnews.com, rumah berukuran 6x7 meter di lingkungan Bottoe, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru ludes dilalap si jago merah.
Rumah papan yang serupa gubuk kecilnya itu terbakar saat Kakek Arsyad tengah memulung.
Saat perjalanan pulang, kakek yang hidup sebatang kara itu ditahan warga agar tak mendekati rumahnya yang sedang terbakar.
Sepeda yang menjadi moda transportasinya dan barang bekas hasil pencariannya, ia sandarkan di tepi jalan.
Dengan kuat kakek Arsyad melihat sendiri rumahnya yang telah dipenuhi api yang membara.
Video kakek Arsyad saat kembali ke rumahnya yang terbakar juga dibagikan lewat akun Instagram @Makassar_Iinfo pada, Senin (17/6/2019) berikut ini.
Dilansir Grid.ID dari laman Tribunnews.com, kakek Arsyad juga kehilangan uang tabungan untuk umroh sebesar Rp 2,5 juta.
Uang tersebut didapatnya dari hasil menjual plastik hasil memulung dengan harga Rp 2.500 perkilogram.
"Kadang ada orang yang menyuruh mengisi air botol yang mau saya jual agar timbangannya naik tetapi saya tidak mau karena tahu itu haram dan tidak berkah," ungkap Kakek Arsyad.
Baca Juga: Sering Berkendara Saat Hujan? Coba Perhatikan Hal Berikut
Kisah pilu tersebut mendadak viral dan membuat berbagai lembaga sosial memberikan bantuan.
Salah satunya, Yayasan Manusia Indonesia (YMI) yang berpusat di Parepare.
"Mari kita ulurkan tangan untuk membantu saudara kita yang sedang membutuhkan pertolongan, dengan bantuan kita semua Insya Allah akan meringankan beban yang dialaminya," ajak Ketua YMI, Muh Takbir, Senin (17/6/2019).
Baca Juga: Teknologi Canggih Ini Bikin Motor Irit, Performa Tetap Gesit
"Jika kita suka menolong kelak di hari akhir akan menjadi penolong diri kita sendiri," imbuh pria yang juga anggota Polres Parepare ini.
Pria yang akrab disapa Bambi ini juga memberikan nomor rekening YMI yaitu sebagai berikut.
Bank BRI dengan nomor rekening: 5017-01-014361-53-9 atau bisa menghubungi nomor Whatsapp 0821-1122-2039 untuk informasi lebih lanjut.
Tak hanya YMI, gerakan amal bernama Gerakan Admin Sumsel dan Gerakan Sedekah Nasional Kurir Langit juga memberikan membuka bantuan untuk kakek Arsyad.
Hal ini terlihat melalui unggahan di akun Instagram @infokomando dan @info.tni berikut ini.
Kabar terbaru, kakek Arsyad telah menerima bantuan dari berbagai donasi yang telah terkumpul.
Salah satunya rumah langit yang sudah mulai memempersiapkan pembangunan rumah baru untuk Kakek Arsyad.
Hal ini terlihat melalui unggahan di akun Instagram @kurirlangit berikut ini.
"#LiveReport #SedekahRumah
Bismillah. Hari ini Tim #SedekahRumah Kurir Langit mulai mempersiapkan pembangunan Rumah Baru untuk #KekArsyad | Dhuafa pemulung, korban kebakaran di Bottoe, Barru. Mari ikut menghadirkan hunian layak untuk beliau. Salurkan donasi terbaik untuk beliau melalui : Rekening SedekahBSM (451) 7777274141An Kurir LangitKonfirmasi WA : 085399888861
#BantuShare #kurirlangit #yuksedekah #janganbosanjadiorangbaik," tulis @kurirlangit
Baca Juga: Kisah Pilu Seorang Ayah yang Ditelantarkan Anaknya karena Tak Mau Mengantar ke Rumah Sakit
Tak hanya itu, kakek Arsyad juga mendapat hadiah umroh dari salah satu lembaga donasi bernama LJK.
Hal ini terlihat melalui unggahan di Instagram @Makassar_iinfo berikut ini.
Masya Allah, sosial media juga dapat memberi dampak positif bagi sesama.
Salah satunya membuat penanganan korban bencana dengan lebih cepat. (*)