Laporan Wartawan Grid.ID, Asri Sulistyowati
Grid.ID - Jalur penerimaan siswa dengan sistem zonasi dalam PPDB sekolah negeri di kota Surabaya memunculkan polemik.
Banyak orang tua mengeluhkan sistem zonasi yang diterapkan pada PPDB provinsi Jawa Timur.
Dikutip Grid.ID dari Surya.co.id, terdapat sederet permasalahan terkait sistem zonasi pada PPDB di kota Surabaya.
Permasalahan tersebut seperti website bermasalah dan sistem zonasi dianggap tidak merata atau tak adil.
Banyak orang tua merasa resah lantaran anaknya yang memiliki nilai UN tinggi tersisih dari jalur zonasi. Sehingga pada Selasa (18/6/2019), mereka memutuskan untuk mendatangi Kantor Cabang Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
Namun sayangnya, sejumlah orang tua tersebut tidak bisa bertemu dengan Kepala Cabang Dinas maupun Kepala Dinas Pendidikan Jatim.
Tak menyerah, usaha kembali dilakukan oleh ratusan orang tua wali murid pada Rabu (19/6/2019).
Ratusan orang tua wali murid yang tergabung dalam Komunitas Orang Tua Peduli Pendidikan Anak SMP Se-Surabaya (KOMPAK) berkumpul di Taman Apsari (depan Gedung Negara Grahadi), Jalan Gubernur Suryo Surabaya.
Para pengunjuk rasa tersebut terdiri dari dua kelompok yaitu orang tua wali murid yang anaknya mau masuk ke SMP dan orang tua wali murid yang anaknya mau masuk ke SMA.
Baca Juga: Ternyata Segini Kuota Buat Siswa Baru Sekolah Lewat Jalur Zonasi!
Mereka berorasi dan bahkan menyetop mobil plat merah bernomor polisi L 14 yang kebetulan lewat di Jalan Gubernur Suryo.
Hal ini dilakukan agar pemerintah mau mengevaluasi PPDB sistem zonasi yang dianggap membingungkan dan tidak adil.
Para pengunjuk rasa itu juga ingin bertemu dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Baca Juga: Gubernur Khofifah Boncengin Arumi Bachsin, Lintasi Jembatan Suramadu
Tak hanya itu, mereka juga menuntut Khofifah agar menghapuskan sistem zonasi di Provinsi Jatim.
"Kami yang memilih Bu Khofifah kami ingin zonasi dihapus kami ingin bertemu Bu Khofifah, saya beri waktu 10 menit," ujar orator.
Sampai pada Rabu siang (19/9/2019), para pengunjuk rasa masih berkumpul di sekitar Taman Apsari untuk melakukan orasi susulan yang lebih besar.
(*)