Grid.ID - Leukimia atau kanker darah dan DBD merupakan dua penyakit berbahaya yang bisa mematikan.
Baik leukimia maupun DBD bisa saja menyerang anak-anak.
Bahkan leukimia dan DBD memiliki gejala yang serupa, oleh karena itu sebagai orangtua kita harus lebih peka dalam melihat kondisi kesehatan anak.
Leukimia merupakan jenis kanker darah yang bisa menyerang siapapun, termasuk anak kecil berusia 3-5 tahun.
Dilansir Grid.ID dari Intisari, penyebab leukimia bisa saja berasal dari perabotan rumah tangga.
Mulai dari sofa, karpet, tirai, penutup jendela, pembersih, pembasmi serangga, kulkas, dan gelas.
Selain itu, pakaian dan sepatu yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari juga bisa menyebabkan kanker darah.
Terutama pakaian (atasan dan bawahan) dan kaoskaki yang bersentuhan langsung dengan kulit tubuh.
Maka dari itu kamu perlu memperhatikan cara mencuci baju dan sepatu yang benar.
Ada baiknya untuk mengetahui gejala awal penyakit ini.
Dengan mengetahui lebih awal gejalanya, maka akan dapat menanganinya dengan tepat.
Melansir dari Kompas.com, gejala kanker darah atau leukimia pada anak mirip dengan penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Gejala yang mirip tersebut ialah deman dan munculnya bintik-bintik merah di kulit.
"Kalau terkena leukemia saat musim DBD, sering dikira DBD," kata ahli onkologi anak, dr Edi Setiawan Tehuteru, SpA (K) dalam temu media memperingati Hari Kanker Anak Sedunia di Jakarta, Senin (20/2/2017).
Baca Juga: Miliki Hutang Lebih Besar dari Malaysia, Indonesia Justru Tidak Terancam Bangkrut, Ini Alasannya!
Bila terkena leukimia, maka demam yang dialami anak tidak akan pulih dengan pengobatan biasa.
Leukimia merupakan jenis kanker cair yang terletak di sumsum tulang belakang.
Keberadaan kanker tersebut membuat kadar sel darah putih (leukosit) dalam darah menjadi rendah.
Akibatnya, muncul gejala demam yang tidak diketahui penyebabnya dengan pasti.
Baca Juga: 5 Padu Padan Tunik Brokat untuk Hijabers, Pas Jadi Inspirasi Busana Kondangan Super Modis
Kadar sel darah merah (eritrosit) dan keping darah (trombosit) di dalam darah bisa menjadi rendah.
Kanker akan menghambat produksi pabrik sel darah di sumsum tulang.
Ketika kadar eritrosit rendah, maka wajah anak akan terlihat pucat.
Lalu, anak akan mengalami gejala pendarahan akibat rendahnya trombosit, seperti pendarahan di kulit atau hanya muncul bintik-bintik merah, pendarahan gusi, hingga mimisan.
Baca Juga: Fenomena Unik Patung Bunda Maria 'Menangis' Minyak Zaitun di Gereja New Mexico
"Kalau ketemu gejala ini langsung pergi ke dokter. Bersyukur kalau bukan kanker. Kalau kanker juga bersyukur karena telah dideteksi dini," kata Edi.
Gejala lain yang perlu diwaspadai yaitu pembengkaka gusi, nyeri tulang, kejang, dan perut yang membesar.
Penderita laukemia dapat mengalami pendarahan yang keluar lewat gusi, lubang hidung, dan lubang telinga, hingga hanya berupa bintik merah.
Baca Juga: Kini Tampil Santun dan Tertutup, Ratna Galih Ternyata Pernah Ditentang Suami untuk Berhijab
Tanda bintik merah relatif sama dengan demam berdarah, akibatnya orangtua kerap tak mengetahui gejala kanker pada anaknya.
"Meski gejala leukemia ada yang sama dengan demam berdarah, namun keduanya jelas berbeda. Leukemia tidak bisa sembuh dengan obat untuk demam berdarah, walau sudah diobati dalam waktu yang lama," kata ahli onkologi anak dari RS Harapan Kita, Edi Setiawan Tehuteru, kepada KOMPAS Health Senin (17/2/2014).
Orangtua harus waspada jika pengobatan demam berdarah yang rata-rata memerlukan waktu seminggu tak kunjung memberi hasil.
Baca Juga: Arti Indah Dibalik Nama Anak Mulan Jameela dan Ahmad Dhani yang Meninggal Dunia karena Keguguran
Anak tetap saja pucat akibat produksi sel darah merah (eritrosit) menurun, demam yang masih naik turun karena kurangnya produksi sel darah putih (leukosit), dan pendarahan akibat turunnya produksi keping darah (trombosit). (*)