Find Us On Social Media :

Mitos Seputar Gerhana Bulan Total yang Akan Disaksikan Indonesia 31 Januari Nanti

By Violina Angeline, Jumat, 5 Januari 2018 | 13:39 WIB

Total Lunar Eclipse alias Gerhana Bulan Total akan terjadi pada 31 Januari 2018

Grid.ID - Siapkan mata dan kameramu karena Gerhana Bulan Total akan bisa disaksikan di seluruh penjuru Indonesia.

Gerhana bulan total pada 31 Januari 2018 nanti kabarnya akan mulai dari sekitar pukul 6 sore hingga 11 malam.

Memang warga dari Sabang sampai Merauke bisa melihat fenomena alam ini.

Namun hanya yang berada di bagian timur Indonesia yang bisa melihat gerhana bulan total dari awal hingga akhir, seperti di Papua, NTT, NTB, Sulawesi, atau Maluku.

(BACA: Indonesia Siap-siap! Gerhana Bulan Total Akan Muncul di Bulan Januari 2018 pada Tanggal Segini)

Meskipun gerhana bulan total merupakan sebuah fenomena alam yang begitu indah dilihat, kebanyakan orang percaya bahwa menghilangnya bulan adalah pertanda yang sangat buruk.

Kekacauan dan marabahaya dikatakan akan muncul seiring menghilangnya bulan dari pandangan mata.

Melolong ke Bulan

Suku yang berada di benua Amerika ini menganggap gerhana sebagai sesuatu yang baik.

Ada satu mitos yang dipercayai oleh suku Inca ketika terjadinya gerhana bulan.

Yaitu ada seekor Jaguar yang menyerang dan memakan bulan.

Hal ini menjelaskan mengapa bulan akan berwarna merah darah ketika gerhana bulan total terjadi.

Suku Inca takut, setelah Jaguar itu selesai memakan bulan, ia akan turun ke Bumi dan memakan seluruh orang.

(BACA: Lezatnya Pancake yang Lagi Hits di Instagram, Mau Coba?)

Untuk mencegah itu terjadi, suku Inca akan memaksa anjing-anjing peliharaan mereka untuk menggonggong supaya si Jaguar takut.

Raja Pengganti

Suku Mesopotamia kuno juga menganggap gerhana bulan sebagai serangan terhadap bulan.

Mereka menghubungkan apa yang terjadi di langit dengan kejadian yang ada di Bumi.

Dan karena seorang Raja merepresentasikan suku Mesopotamia, warganya menganggap gerhana bulan sebagai bentuk serangan terhadap rajanya.

Jadi untuk mencegah hal buruk terjadi pada sang raja, mereka akan mencari raja pengganti.

Si raja pengganti ini tidak akan menjadi orang yang memerintah seluruh Mesopotamia.

Namun ia akan diperlakukan layaknya raja ketika gerhana bulan total terjadi.

(BACA: Yuk Lihat Fenomena Supermoon yang Langka! Gunakan 4 Apps Berikut Ini Agar Tidak Kelewatan)

Dan seperti yang bisa ditebak, setelah gerhana bulan selesai, si raja pengganti akan menghilang secara misterius.

Kemungkinan ia meninggal karena diracuni..

Menyembuhkan Bulan

Mitos yang dimiliki oleh suku Hupa mempunyai akhir yang menyenangkan, berbeda daripada suku-suku lainnya.

Hupa adalah suku asli Amerika dari California bagian utara.

Suku Hupa percaya, bulan punya 20 istri dan banyak sekali binatang peliharaan.

Kebanyakan binatang peliharaan itu adalah ular dan singa.

Dan ketika bulan tidak membawakan cukup makanan untuk para binatang peliharaannya itu, mereka akan menyerang si bulan dan membuatnya berdarah.

Gerhana akan berhenti setelah para istri bulan datang melindungi bulan, mengumpulkan kembali darah si bulan dan menyelamatkan nyawanya.

(BACA: Duh...Ada-ada Saja! Makeup Artist Ini Rias Matanya Jadi Gerhana Matahari, Ada yang Mau Tiru?)

Sedangkan bagi suku Luiseno dari California bagian selatan, gerhana adalah sinyal bahwa bulan sedang sakit.

Jadi tugas utama warga suku Luiseno adalah menyanyi puji-pujian dan doa supaya bulan kembali sehat.

Mitos modern

Ada sebuah mitos yang berasal dari suku Batammaliba di Togo dan Benin di Afrika.

Menurut mereka, bulan dan matahari berkelahi ketika gerhana terjadi, dan orang-orang menyuruh mereka untuk berhenti.

(BACA: 10 Penampakan Supermoon Dari Berbagai Belahan Dunia, Mulai Asia Hingga Eropa)

Mereka menganggap sudah saatnya untuk menghentikan semua perseteruan dan meredam amarah, kemudian rukun kembali.

Jadi gimana, sudah siap menyambut Gerhana Bulan Total di Indonesia pada 31 Januari mendatang? (*)