Find Us On Social Media :

Sering Ditanam di Rumah, Tanaman Hias Beracun Ini Buat Bocah 4 Tahun Alami Kejang Hingga Mulutnya Mati Rasa

By Nindya Galuh Aprillia, Jumat, 21 Juni 2019 | 06:50 WIB

Sering Ditanam di Rumah, Tanaman Hias Beracun Ini Buat Bocah 4 Tahun Alami Kejang Hingga Mulutnya Mati Rasa

Ternyata tanaman tersebut bernama Dieffenbachia atau yang biasa disebut Daun Bahagia atau Bunga Bahagia di Malaysia.

Baca Juga: Dipersuting Anak Soeharto, Mayangsari Miliki Pekarangan Rumah yang Super Mewah, Ada Kolam Renang Sampai Pohon Jambu Langka!

Sementara, di Indonesia tanaman Dieffenbachia biasa dikenal dengan sebutan daun Sri Rejeki.

Tanaman ini memang jamak ditemukan di daerah-daerah tropis.

Namun sayangnya, tanaman hias cantik ini memiliki getah yang mengandung kristal kalsium oksalat berbentuk jarum yang disebut raphides.

Baca Juga: Foto dengan Lina Priscilla Adik Ipar Hary Tanoe, Ayu Ting Ting Malah Disebut Gendut Saat Tampil Seksi dengan Dress Putih

Jika tertelan, getah dapat menyebabkan berbagai hal fatal seperti sensasi mati rasa, iritasi mulut, air liur yang berlebihan, dan pembengkakan lokal.

Nashwa terus menangis histeris lantaran tak bisa menutup mulutnya dan mendadak alami kejang.

Karena mulutnya mati rasa, Naswa terus mengeluarkan air liur yang mebuat sang ibu semakin panik.

Baca Juga: Berpose Seksi dengan Nia Ramadhani, Jessica Iskandar Malah Disebut Mirip dengan Ayu Dewi Oleh Netizen

Dalam keadaan bingung, sang ibu pun langsung membawa Nashwa ke dokter.

Dokter mengatakan Nashwa masih selamat lantaran tidak menelan tanaman tersebut.

Jika Nashwa sampai menelan tanaman beracun itu makan saluran pernapasannya bisa tersumbat dan terjadilah hal yang fatal.

Baca Juga: Foto dengan Lina Priscilla Adik Ipar Hary Tanoe, Ayu Ting Ting Malah Disebut Gendut Saat Tampil Seksi dengan Dress Putih

Setelah mendapat pertolongan pertama, dokter memberikan obat untuk Nashwa dan kini diketahui kondisinya sudah membaik.

Masih dalam postingan yang sama, Husnulkhotimah memperingatkan orang tua untuk segera membuang tanaman beracun itu agar peristiwa yang dialaminya tak terjadi lagi.

(*)