Suhu dingin hingga di bawah nol derajat Celsius yang menyertainya pun melahirkan sensasi tersendiri bagi traveler.
Dilansir dari Kompas.com, fenomena bun upas biasanya muncul saat peralihan musim hujan ke kemarau, serta pada puncak musim kemarau.
"Di Dieng memang acap kali muncul, terutama di musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau dan juga pada puncak musim kemarau," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie melalui keterangan tertulis.
Baca Juga: Tanpa Dinding dan Atap, Inilah Hotel 'Telanjang' di Swiss yang Unik dan Tak Pernah Sepi Wisatawan
"Diprediksi puncaknya pada Agustus," imbuhnya.
Fenomena bun upas ini disebut juga sebagai frost alias uap air yang membeku.
Kemunculan frost di Dieng ini dipengaruhi pula oleh topografi lokal.
Daerah ketinggian, terutama di pegunungan berpeluang mengalami kondisi udara permukaan di bawah titik beku 0 derajat Celsius.
Baca Juga: Jadi Destinasi Bulan Madu Reino Barack dan Syahrini, Ini 3 Fakta Unik Kota Geneva di Swiss
Setyoajie menjelaskan bahwa molekul udara di kawasan pegunungan lebih renggang dari di dataran rendah.
Hal tersebut yang membuatnya cepat mengalami pendinginan, terutama saat cuaca sedang cerah tak tertutup awan maupun hujan.