Find Us On Social Media :

Indahnya Fenomena 'Bun Upas' atau Embun Beku yang Terjadi di Dieng, Begini Penjelasan BMKG!

By None, Jumat, 21 Juni 2019 | 09:00 WIB

Indahnya Fenomena 'Bun Upas' atau Embun Beku yang Terjadi di Dieng, Begini Penjelasan BMKG!

Grid.ID - Dieng merupakan destinasi wisata dataran tinggi yang dikenal memiliki suhu udara dingin dan menyejukkan.

Namun belakangan ini terjadi fenomena unik bun upas atau embun beku di wilayah Dieng, Jawa Tengah.

Fenomena bun upas ini terjadi karena cuaca yang dingin sehingga membuat embun beku menyelimuti tanaman yang ada di Dieng.

Baca Juga: Liburan Hemat Biaya, ini 5 Destinasi Wisata Gratis yang Bisa Kamu Kunjungi di Singapura

Sejak Senin (17/6/2019) hingga hari ini fenomena bun upas masih muncul.

Dikutip dari Tribunjateng.com, pada hari Senin tersebut embun beku yang menyelimuti komplek Candi Arjuna masih tipis dengan suhu minus 1 derajat Celcius.

Dua hari berikutnya, Rabu (19/6), suhu Dieng minus 2 derajat Celcius hingga embun beku kembali terjadi dengan ketebalan lebih tinggi dari sebelumnya.

Baca Juga: Stop Beli Makanan Beku Berikut ini di Pasar Swalayan, Berbahaya Bagi Kesehatan!

Hari ini (20/6), suhu Dieng lebih rendah sehingga hawa dingin terasa lebih menusuk.

Plateau atau dataran tinggi ini pun kembali diselimuti es.

Fenomena bun upas memang menyajikan pemandangan langka, di mana permukaan benda maupun dedaunan di area yang diselimuti embun beku tampak memutih bagaikan salju di negara empat musim.

Tentunya fenomena bun upas menjadi daya tarik tersendiri bagi traveler yang liburan ke Dieng.

Baca Juga: Sering Dianggap Angka Sial, Ternyata ini Alasan Kebanyakan Hotel dan Rumah Sakit Tak Pakai Angka 13 dan 420

Suhu dingin hingga di bawah nol derajat Celsius yang menyertainya pun melahirkan sensasi tersendiri bagi traveler.

Dilansir dari Kompas.com, fenomena bun upas biasanya muncul saat peralihan musim hujan ke kemarau, serta pada puncak musim kemarau.

"Di Dieng memang acap kali muncul, terutama di musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau dan juga pada puncak musim kemarau," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie melalui keterangan tertulis.

Baca Juga: Tanpa Dinding dan Atap, Inilah Hotel 'Telanjang' di Swiss yang Unik dan Tak Pernah Sepi Wisatawan

"Diprediksi puncaknya pada Agustus," imbuhnya.

Fenomena bun upas ini disebut juga sebagai frost alias uap air yang membeku.

Kemunculan frost di Dieng ini dipengaruhi pula oleh topografi lokal.

Daerah ketinggian, terutama di pegunungan berpeluang mengalami kondisi udara permukaan di bawah titik beku 0 derajat Celsius.

Baca Juga: Jadi Destinasi Bulan Madu Reino Barack dan Syahrini, Ini 3 Fakta Unik Kota Geneva di Swiss

Setyoajie menjelaskan bahwa molekul udara di kawasan pegunungan lebih renggang dari di dataran rendah.

Hal tersebut yang membuatnya cepat mengalami pendinginan, terutama saat cuaca sedang cerah tak tertutup awan maupun hujan.

"Dampaknya adalah uap air di udara akan mengalami kondensasi pada malam hari dan kemudian mengembun untuk menempel jatuh di tanah, dedaunan atau rumput," katanya.

Baca Juga: Yuk Coba Diet Alpukat, Cara Ampuh Menurunkan Berat Badan Hingga 3 Kg dalam 3 Hari!

Suhu minus di Dieng tak hanya membuat embun beku, tapi juga bahan bakar minyak jenis solar dalam tangki kendaraan.

Tak ayal, mobil diesel berbahan bakar solar yang dibawa wisatawan ke Dieng pun ada yang mogok.

Mobil mogok lantaran solar membeku dan tak berfungsi normal untuk menggerakkan mesin. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul Penjelasan BMKG Soal Fenomena Bun Upas di Dieng