"Saat itu, lupa mencopot seragam yang rapi pas jualan mi lidi. Malah banyak yang membeli barang dagangannya karena melihat rapi dan bersih. Banyak juga yang membeli turun dari mobil karena mungkin penampilan saya menarik perhatian," ujarnya.
Mi lidi yang dijualnya semakin laris manis lantaran dibanderol dengan harga terjangkau, yakni seharga Rp 1.000 hingga 2.000 per plastiknya.
Siapa sangka, di balik kebahagiaan Sutrisno yang sukses berjualan mi lidi, terselip sebuah kisah pilu tentang keluarganya.
Pasalnya, ia kini harus jadi tulang punggung di keluarga karena sang ayah tengah sakit sementara ibunya hanya bekerja sebagai penjahit.
"Saya tulang punggung keluarga, ibu menjahit dan dua adik saya ada yang sekolah. Sementara bapak sakit sehingga membuat saya harus bekerja keras," ujarnya seperti dilansir Kompas.com (21/6/2019).
Alhasil, ia pun harus memutar otak untuk mencari penghasilan tambahan, salah satunya lewat berjualan mi lidi.
Setiap sore, Sutrisno menyiapkan barang dagangan yang akan dijajakan bersama ibu dan adiknya.
Setelah menggoreng dan menyiapkan mi lidi yang dibungkus satu per satu dari pukul 10.00-13.00 WIB, saatnya Sutrisno mandi dan bersiap untuk menjajakan barang dagangan.
Kini, kerja keras Sutrisno akhirnya berbuah manis.
Ia kini bisa meraup untung Rp 150.000 sampai 200.000 perharinya hanya dari berjualan mi lidi. (*)
Baca Juga: Padatnya Jadwal Ramadan Bukan Halangan untuk Tampil Cetar