Selain itu, Israel dan Arab Saudi juga masuk dalam pihak yang 'bermain api'.
Dikutip wartawan Grid.ID dari Kantor Berita Republik Islam Iran (IRNA), Montazeri menyebut Andrea berafiliasi dengan seorang agen dari lembaga intelijen Israel, Mossad.
Operasi kolaborasi ini dijuluki dengan sebutan 'Consequential Convergence Doctrine'.
Semua pembiayaan jalannya agenda akan diurus oleh Arab Saudi.
(Baca juga: Meninggal Saat Tadarus Al-Qur'an dan Berpuasa Sunnah, Dara Cantik ini Sempat Cium Kaki Ibunya Sebelum Ajal Menjemput)
Pernyataan Montazeri kembali menggemakan ucapan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Sebelumnya, ia mengklaim bahwa musuh-musuh Iran menggunakan uang, senjata, serta kekacauan politik untuk menciptakan masalah.
Kembali dikutip dari RT, Duta Besar Iran untuk PBB menembakkan sebuah tuduhan.
Gholamali Khoshroo menuduh AS mencampuri urusan negaranya dalam tataran yang 'fantastis', bahkan mendorong sebuah perubahan rezim.
(Baca juga: Coba Dengar Rintih Tangis Ibu yang Meledak-Ledak, Luka Sobek di Leher Buat Anaknya Meregang Nyawa)
"Pemerintah AS saat ini telah melewati batas dalam aturan dan prinsip hukum internasional yang mengatur perilaku beradab hubungan antar negara," tulis Khoshroo dalam sebuah surat kepada PBB.
Donald Trump sebelumnya pernah mentwit bahwa 'AS sedang menonton!' saat gelombang demonstrasi tengah meletus.(*)