"Itu cara yang salah kaprah. Antibiotik hanya boleh diberikan oleh dokter, karena pemakaian antibiotik yang sembarangan membuat kuman menjadi resisten terhadap antibiotik," ujar dr Oke kepada Kompas.com, Sabtu (22/6/2019).
Baca Juga: Deddy Corbuzier Jadi Mualaf: 4 Selebriti Tanah Air ini Juga Sudah Lebih Dulu Menjadi Mualaf
Menurut dr Oke, penggunaan antibiotik yang tanpa anjuran dokter bisa menyebabkan infeksi yang lebih berat dan bahkan penyakit menjadi kebal dengan obat.
Dr Oke menjelaskan bahwa munculnya jerawat terjadi karena adanya infeksi bakteri Propionibacterium acnes yang sebenarnya normal dalam folikel rambut.
"Tapi karena ada faktor-faktor lain, seperti abnormalitas keratinisasi (yang menyebabkan komedo), kemudian aktivitas kelenjar sebum yang berlebihan dan tidak bisa dikeluarkan sehingga menjadi makanan bagi bakteri P acnes," ujar dr Oke.
Baca Juga: Cata! ini Harga Baru Rumah Subsidi yang Sudah Ditetapkan Menteri PUPR
Dampak dari banyaknya asupan makanan yang berlebihan bagi si bakteri, menyebabkan kuman dalam folikel rambut mengakibatkan reaksi peradangan dan termasuk salah satu faktor jerawat meradang.
Selain itu, dr Oke mengungkapkan bahwa peran antibiotik ditujukan untuk mengontrol kolonisasi kuman.
"Jadi tidak boleh (dikonsumsi) dalam jangka waktu panjang dan dosis tinggi," ujar dr Oke.
"Apalagi kalau dikonsumsi secara diminum, kuman-kuman normal di bagian tubuh yang lain juga bisa mati. Akibatnya fungsi normal tubuh justru akan terganggu," kata dia.
Dr Oke mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memperpanjang pemakaian antibiotik tanpa saran dari dokter dan dilarang menaikkan dosis antibiotik tanpa memperhatikan dosis. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral soal Antibiotik Dijadikan Obat Jerawat, Ini Kata Dokter”