Grid.ID – Baru-baru ini, sebuah unggahan yang menginformasikan pemakaian antiobiotik Amoxicilin untuk jerawat tengah ramai diperbincangkan di media sosial.
Diketahui, tangkapan layar itu bermula ketika seorang warganet menanyakan bagaimana cara menyembuhkan jerawat melalui fitur InstaStory pada aplikasi Instagram.
Kemudian, pertanyaan tersebut dijawab oleh warganet lain yang telah mempraktikkan Amoxicilin dengan air mawar dan disebut manjur untuk mengobati jerawat.
Baca Juga: Rumah Berhantu Justru Diburu di Luar Negeri, Ada yang Ditawar Hingga Rp 1 Triliun
"Liat sebuah tips (Amoxilin dicampur air mawar) di Instagram Story orang hehe aku screenshot, langsung kupraktikkan deh. Dan Asli manjur topcer," tulis salah satu warganet.
Hingga kini, unggahan itu telah di-retweet sebanyak 112 kali dan telah disukai sebayak 540 kali.
Memiliki risiko Menanggapi hal itu, staf Pengajar Divisi Alergi dan Imunologi Universitas Indonesia (UI) Dr dr Windy Keumala Budianti SpKK menegaskan bahwa Amoxilin memiliki risiko resistensi lebih besar.
"Bakteri yang utama kan Propionibacterium acnes. Dengan Doxycicilin dan Klindamisin sudah cukup. Kalau Amoxilin, risiko resistensi lebih besar," ujar dr Windy saat dihubungi Kompas.com pada Sabtu (22/6/2019).
Baca Juga: Bukan Dicerai, Zaman Dahulu Pria Akan Jual Istrinya Bagai Ternak Jika Sudah Tak Bahagia
Menurut dr Windy, pengaplikasian Amoxilin pada wajah tidak akan ada manfaatnya.
Tak hanya dr Windy, staf pengajar Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, dr Ismiralda Oke Putranti SpKK juga mengungkapkan bahwa pemakaian antibiotik yang serampangan membuat bakteri/kuman menjadi resisten.
"Itu cara yang salah kaprah. Antibiotik hanya boleh diberikan oleh dokter, karena pemakaian antibiotik yang sembarangan membuat kuman menjadi resisten terhadap antibiotik," ujar dr Oke kepada Kompas.com, Sabtu (22/6/2019).
Baca Juga: Deddy Corbuzier Jadi Mualaf: 4 Selebriti Tanah Air ini Juga Sudah Lebih Dulu Menjadi Mualaf
Menurut dr Oke, penggunaan antibiotik yang tanpa anjuran dokter bisa menyebabkan infeksi yang lebih berat dan bahkan penyakit menjadi kebal dengan obat.
Dr Oke menjelaskan bahwa munculnya jerawat terjadi karena adanya infeksi bakteri Propionibacterium acnes yang sebenarnya normal dalam folikel rambut.
"Tapi karena ada faktor-faktor lain, seperti abnormalitas keratinisasi (yang menyebabkan komedo), kemudian aktivitas kelenjar sebum yang berlebihan dan tidak bisa dikeluarkan sehingga menjadi makanan bagi bakteri P acnes," ujar dr Oke.
Baca Juga: Cata! ini Harga Baru Rumah Subsidi yang Sudah Ditetapkan Menteri PUPR
Dampak dari banyaknya asupan makanan yang berlebihan bagi si bakteri, menyebabkan kuman dalam folikel rambut mengakibatkan reaksi peradangan dan termasuk salah satu faktor jerawat meradang.
Selain itu, dr Oke mengungkapkan bahwa peran antibiotik ditujukan untuk mengontrol kolonisasi kuman.
"Jadi tidak boleh (dikonsumsi) dalam jangka waktu panjang dan dosis tinggi," ujar dr Oke.
"Apalagi kalau dikonsumsi secara diminum, kuman-kuman normal di bagian tubuh yang lain juga bisa mati. Akibatnya fungsi normal tubuh justru akan terganggu," kata dia.
Dr Oke mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memperpanjang pemakaian antibiotik tanpa saran dari dokter dan dilarang menaikkan dosis antibiotik tanpa memperhatikan dosis. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral soal Antibiotik Dijadikan Obat Jerawat, Ini Kata Dokter”