Menurutnya, berbagai macam model sunat ini tidak akan memperbaiki kesehatan atau memiliki efek positif lainnya.
Dari alasan itu, ia menyarankan semua pria yang akan melakukan sunat lebih baik menggunakan prosedur jahit dan bekas luka yang sudah menjadi standar medis.
Menurut dr Prihadi, bentuk luka yang normal dan sesuai prosedur akan lebih cepat sembuh dan bila ada masalah akan lebih mudah dideteksi.
Baca Juga: Deddy Corbuzier Jadi Mualaf: 4 Selebriti Tanah Air ini Juga Sudah Lebih Dulu Menjadi Mualaf
"Yang lebih penting, bentuk tersebut tidak memperbaiki kesehatan atau punya efek positif lainnya. Dengan ini akan lebih baik menggunakan prosedur jahit dan bekas luka yang sudah menjadi standar," tegas dr Prihadi.
Terlepas dari model apapun yang dipilih, sunat bagi kaum pria sangat lah penting karena bisa mencegah berbagai penyakit menular.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menemukan bahwa secara medis sunat laki-laki bisa membantu mengurangi risiko tertular HIV dan beberapa infeksi lainnya menular seksual (IMS) serta masalah kesehatan lainnya pada pria saat berhubungan seks vaginal.
Baca Juga: Cata! ini Harga Baru Rumah Subsidi yang Sudah Ditetapkan Menteri PUPR
Prosedur tersebut belum terbukti mengurangi risiko infeksi melalui seks oral atau anal, atau untuk mengurangi risiko penularan HIV pada partner wanita.
Sunat mengurangi risiko infeksi HIV sebesar 50% menjadi 60%, pedoman CDC mencatat.
Prosedur ini juga mengurangi 30% risiko herpes tertular dan virus papiloma manusia (HPV), dua patogen diyakini menyebabkan kanker penis (sunat bayi memberikan perlindungan dari kanker penis, yang hanya terjadi di kulup).
Sunat dini juga mengurangi risiko infeksi saluran kemih pada bayi, sesuai dengan pedoman CDC, disadur dari WebMD.