Find Us On Social Media :

Begini Sandra Dewi Menggambarkan Kebahagiaan Suaminya

By Al Sobry, Sabtu, 6 Januari 2018 | 14:47 WIB

Sandra Dewi dan Harvey Moeis. (Foto: Instagram Sandra Dewi)

Laporan Wartawan Grid.ID, Siti Sarah Nurhayati

Grid.IDSandra Dewi baru saja di karuniai seorang anak laki-laki yang di beri nama Raphael Moeis pada Minggu (31/12/2017) lalu.

Ia melahirkan secara normal dengan ditemani suaminya, Harvey Moeis, keluarga juga sang adik Kartika Dewi.

Persalinannya tersebut memang diluar rencana, sebelumnya ia sudah merencanakan untuk melahirkan secara cesar tepat di awal tahun 2018, Senin (1/1/2018) atas permintaan kakeknya.

(Ternyata Ini Loh Alasan Sandra Dewi Namai Anaknya Raphael, Dalem Banget Artinya!)

Namun, sebelum tanggal tersebut wanita berusia 34 tahun ini sudah mulai merasakan kontraksi.

Suaminya bahkan sudah menyarankan untuk segera ke dokter saat Sandra belum menyadari dirinya akan segera melahirkan.

Saat ditemui Grid.ID di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat (5/1/2018) sore, dengan muka yang diselimuti kebahagian, ia tidak bisa berkata-kata tentang suaminya itu.

"Suami saya, keluarga, adik, nemenin saya dalam proses persalinan, kemudian suami saya itu orang yang sangat. Aduh!" ungkapnya.

Harvey adalah suami yang sigap, terlihat dari caranya memperlakukan Sandra Dewi.

Menurut Sandra, ketika dirinya lelah dia selalu gantian untuk mengurus bayi Rafa, sapaan Raphael. 

Bahkan Harveylah yang menyarankan agar Sandra memberikan ASI (Air Susu Ibu) ekslusif untuk bayi Rafa. 

"Kan saya kecapekan tuh ngurus anak. Dia gendongin. Yang support saya untuk ASI tuh dia," ujarnya bersemangat. 

Selain itu, meski pemain sinetron 'Cahaya Cinta' ini baru menjadi seorang ibu tapi ia senang karena mendapat dukungan penuh dari suami, dan dari suster yang menangani persalinanya itu. 

Bahkan susternya itu sabar mengajari Sandra agar bisa memberikan ASI eksklusif.

Itulah jugalah yang menjadikan Sandra betah berlama-lama di rumah sakit.

"Kan ASI itu gak gampang, posisinya. Suster disini sabar ngajarin. Makanya saya enggak mau pulang," 

"Kalau dirumah saya sendirian, pasti panik. Kalau kata teman saya di rumah 'keluar dari rumah sakit ada upil aja kita udah panik'. Saya kan (tinggal nya) enggak sama orang tua kan," terangnya. (*)