Find Us On Social Media :

Donald Trump Siap Berbicara dengan Kim Jong Un, Ini Syaratnya

By Ahmad Rifai, Minggu, 7 Januari 2018 | 16:59 WIB

Tombol nuklir mana yang jauh lebih dahsyat? | Weforum.org, How Stuff Work, & The Daily Banter

Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai

Grid.ID - Donald Trump mengatakan dirinya 'benar-benar' siap berbicar dengan Kim Jong Un.

Dikutuip wartawan Grid.ID dari RT, sikap ini sungguhan akan dilakukan bila pertemuan antara 2 negara di Semenanjung Korea menghasilkan kesepakatan positif.

Tidak ada gestur penghinaan yang disampaikan sang Presiden AS kepada sejumlah media saat di Camp David hari sabtu (6/1/2018).

Pyongyang dan Seoul awal pekan ini kembali mengaktifkan hotline komunikasi setelah terputus hampir 2 tahun.

(Baca juga: Kesehatan Mentalnya Dipertanyakan, Begini Jawaban Donald Trump)

Dilaporkan, AS beredia memfasilitasi dialog di antara 2 negara tersebut.

"Dia benar-benar berterima kasih kepada saya," ungkap Trump.

Baru-baru ini sebuah percakapan dilakukan antara Presiden AS dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in.

Donald Trump mendaku bahwa tanpa andil peran darinya, kedua negara tidak dapat bisa saling berdialog.

(Baca juga: Pria Misterius Diduga Dalang Kerusuhan di Iran, Pemerintahan Donald Trump Dituduh Kembali Bikin Ulah)

"Tanpa retorika dan tanpa sikap keras saya, . . . . mereka tidak akan berbicara sekarang juga."

"Tentu saya percaya dalam sebuah percakapan."

Pada hari jumat (5/1/2018), Pyongyang menyetujui permintaan Seoul untuk mengadakan pembicaraan bilateral.

Obrolan akan dilangsungkan pada hari selasa (9/1/2018).

(Baca juga: Mengaku Jauh Lebih Besar dan Dahsyat Ketimbang Milik Kim Jong Un, Benarkah Donald Trump Punya Tombol Nuklir Sungguhan?)

Agenda diselenggarakan guna membahas partisipasi Korea Utara dalam Olimpiade dan sejumlah hal mengenai 'kepentingan bersama' di Zona Demiliterisasi. 

Pertemuan ini dapat dimungkinkan setelah Kim Jong Un memberi isyarat bagi pencairan hubungan di antara kedua negara yang tengah membeku.

Awal pekan ini, Presiden Moon berhasil meyakinkan sekutu untuk menunda latihan gabungan, sehingga muncul dugaan bahwa dialog antara kedua negara Korea dapat berjalan sukses.(*)