Find Us On Social Media :

Kisah Penjaga Perbatasan Indonesia-Australia yang Tak Bergaji : Saya Lakukan ini dengan Sukarela

By None, Kamis, 27 Juni 2019 | 12:09 WIB

Kisah Penjaga Perbatasan Indonesia-Australia yang Tak Bergaji :

Baca Juga: Berparas Bule, Siapa Sangka Ada Darah Soekarno yang Mengalir di Tubuhnya

Eli sendiri mengaku bahwa Kepala Dusun Eliasa sendiri yang memberikan tanggung jawab kepada dirinya untuk menjaga menara setinggi 35 meter tersebut.

Menara suar itu sendiri sebenarnya dibangun oleh Kementerian Perhubungan RI pada tahun 1996 dan baru rampung pada 1997.

Namun, baru pada 17 Agustus 2003 menara tersebut diresmikan oleh Panglima Komando Daerah Militer XVI/Pattimura Mayjen TNI. Agustadi Sasongko Purnomo.

Belakangan, pengurus Desa Eliasa berupaya untuk menarik kunci menara suar tersebut dari Eli, dan memberi Eli upah dengan cara menjual karcis bagi pengunjung.

Baca Juga: Diberi Uang Rp 17 Juta Untuk Nikahi Pria China, Monika Justru Hidup dalam Penderitaan

Rencana yang disambut baik oleh Eli meski dirinya mengaku masih berharap pemerintah yang lebih tinggi juga turut memperhatikan dirinya.

"Insyaallah jika memang terjawab seperti itu. Tapi kalau dari pemerintah baik dari Kabupaten sampai ke pusat tidak perhatikan juga. Biarlah saya bertahan apa adanya. Sebab menara ini dibangun diatas petuanan dan didalam dusun saya," tutur Eli.

Eli juga mengaku akan tetap menjaga menara suar tersebut dari orang-orang tak bertanggung jawab.

Baca Juga: Pria ini Alami Sakit Kepala Selama 5 Tahun, Dokter Temukan Serpihan Kayu dengan Total Panjang 11 cm di Otaknya

"Saya merasa punya tanggung jawab sejak 1998 sampai hari ini. Karena kepercayaan yang diberikan dari Kepala Dusun untuk saya," tutur Eli.