Grid.ID – Masalembo atau yang dikenal juga sebagai segitiga bermudanya Indonesia hingga kini masih menjadi misteri.
Segitiga Masalembo sendiri adalah sebuah garis khayal yang menghubungkan Pulau Bawean, Kota Majene, dan Kepulauan Tengah di Laut Jawa dan termasuk wilayah perairan Masalembo.
Namun keangkeran kawasan tersebut tidak lantas dikaitkan dengan masalah metafisika.
Pasalnya ada teori yang menyebutkan bahwa faktor alam di kawasan tersebut memang berpotensi menimbulkan bencana.
Baca Juga: Lubang Pada Permukaan Biskuit Ternyata Punya Fungsi Penting Loh!
Kawasan Masalembo dicurigai sebagai titik munculnya fenomena alam yang disebut air pocket atau kantung udara.
Air pocket adalah kondisi di mana udara mengalir dalam kecepatan tinggi.
Pesawat yang kebetulan terbang di atasnya bisa dengan tiba-tiba tersedot ke bawah atau terpental.
Lantas perairan di kawasan tersebut juga berbahaya dengan adanya perairan dalam yang berputar.
Baca Juga: Di Nisannya Tertulis 'America's Unknown Child', 62 Tahun Identitas Mayat Anak ini Masih Jadi Misteri
Hanya saja kedua fenomena alam tadi belum dipastikan sebagai penyebab dari segala rentetan musibah.
Pasalnya sebelum penelitian atas bangkai pesawat atau kapal dilakukan, belum ada yang bisa memastikannya.
Sementara penelitian untuk kebutuhan ini saja masih sulit dilakukan mengingat bangkainya ada yang raib dan tenggelam.
Yang jelas fenomena Segitiga Bermuda versi Indonesia untuk sementara ini masih seru untuk dibahas.
Baca Juga: Jarang Sarapan Selama 10 Tahun, Wanita ini Keluarkan Ratusan Batu Empedu dari Perutnya!
Pasalnya, selain kawasan Masalembo, masih ada dua kawasan lagi yang dianggap berbahaya untuk transportasi udara dan laut.
Kawasan tersebut adalah gugusan pulau Katangkatang di Sumatera Barat dan perairan Liukang Tangayya Pangkep di Jawa Timur.
Di gugusan pulau Katangkatang kabarnya pernah ada juga pesawat yang raib, yaitu pesawat milik Merpati Airlines. (Sumber Majalah Hai Edisi XXXI, 2007)
Artikel ini telah tayang di Intisari online dengan judul, “Misteri Perairan Masalembo Setiga Bermuda-nya Indonesia, Mistis atau Fenomena Alam?”