Find Us On Social Media :

Seorang Anak Lehernya Digorok dan Dikuliti, Bentuk Ritual Pada Sang Penyihir

By None, Senin, 1 Juli 2019 | 19:35 WIB

Perburuan penyihir di Papua Nugini masih akrab di telinga

Grid.ID - Praktik sihir merupakan hal umum yang terjadi di beberapa negara Afrika, termasuk di Uganda.

Menurut BBC, praktik ini juga melibatkan pengorbanan manusia.

Bahkan tak sedikit yang menjadi korban dalam praktik ini adalah anak-anak.

Baca Juga: Alami Pembengkakan Kaki, Wanita Ini Berhasil Turunkan Berat Badan dari 340 Kg Jadi 70 Kg

Ritual ini sebenarnya merupakan praktik terlarang yang tidak diakui pihak berwenang meski sebagian mentutup mata atas hal ini.

Dalam penelusuran yang dilakukan oleh BBC, seorang dukun di kuil rahasianya berkata dia memiliki klien yang secara terratur menangkap anak-anak.

Mereka membawakan darah, maupun potongan tubuhnya yang kemudian akan dipersembahkan kepada roh.

Sementara itu mantan dukun yang kini berkampanye untuk mengakhir pengorbanan anak, mengaku telah membunuh 70 orang termasuk anaknya sendiri.

Baca Juga: Seorang Remaja Dinyatakan Meninggal Setelah Digigit Kutu Saat Menginap di Hutan

Menurut laporan, pemerintah Uganda menyebut bahwa pengorbanan manusia terus meningkat dan kejahatan termasuk penculikan anak terus bermunculan.

Baca Juga: Makin Lengket, Mbak You Terawang Hubungan Rina Nose dengan Josscy Vallazza

Di samping itu, kemarahan publik biasanya dilampiaskan dengan membakar kuil-kuil penyihir yang sangat aktif di Uganda.

Dukun biasanya akan menyerahkan barang-barang ritualnya termasuk kulit binatang dan benda keramatnya untuk menyerah.

Menurut pengakuan para dukun, klien yang datang kepadanya adalah untuk mencari kekayaan.

"Mereka menangkap anak-anak orang lain. Membawa hati dan darahnya ke sini untuk tumbal dipersembahkan kepada arwah, mereka meletakkannya di dalam kaleng dan meletakkannya di bawah pohon di mana arwah akan datang," kata seorang dukun.

Saat ditanya berapa sering klien membawa darah dan bagian tubuh anak-anak, penyihir menjawab bahwa mereka rata-rata datang tiga kali seminggu.

Baca Juga: Berawal dari Modal Rp85 Ribu, Remaja Ini Bisa Kantongi Keuntungan Hingga Rp19,7 Juta Tiap Minggu

Namun, si dukun menyangkal keterlibatannya dengan pembunuhan secara langsung ataupun hasutan, dia mengatakan roh yang berbicara langsung kepada klien.

Menurutnya, anak-anak dipilih menjadi tumbal karena mereka paling mudah ditangkap daripada orang dewasa.

Polino Angela seorang mantan dukun yang kini telah bertobat mengaku telah membujuk 2.400 dukun untuk menghentikan perbuatan itu.

Angela mengaku bertobat pada tahun 1990. Dia diinisiasi sebagi dukun ketika melakukan upacara di Kenya di mana seorang bocah 13 tahun dikorbankan.

"Anak itu dipotong dengan pisau di lehernya kemudian dirobek dan bagian yang terbuka diserahkan kepada saya," katanya.

Baca Juga: Malang! Tinggalkan Ponsel yang Sedang Di-charge, Wanita Ini Harus Kehilangan Apartemennya

Ketika dia kembali ke Uganda Angela membunuh putranya sendiri yang berusia 10 tahun.

"Aku menipu istriku dan memastikan bahwa semua orang telah pergi hingga aku sendiri dengan anakku, lalu aku menggunakan pisau besar untuk membunuhnya," katanya.

Namun, Angela telah bertobat dia pergi untuk mengakhiri ilmu sihir yang melibatkan pengorbanan manusia. (*)

Artikel ini pernah tayang di Intisari Online dengan judul Kisah Pengorbanan Anak di Uganda Demi Ritual Penyihir: 'Leher Anak Itu Dipotong, Tubuhnya Dirobek