Laporan Wartawan Grid.ID.ID, Dianita Anggraeni
Grid.ID - Tujuan seseorang liburan pastinya untuk mendapatkan kesenangan setelah melakukan rutinitas yang padat.
Ketika semua rencana liburan sudah tersusun secara rapi, namun tiba-tiba ada satu hal yang menganggu liburanmu, pastinya bete bukan?
Hal tersebut salah satunya yaitu hilangnya nafsu makan yang dirasakan saat liburan atau traveling.
Baca Juga: Tuding Mantan Istri Kerap Gonta-ganti Pasangan, Kakak Ipar Fairuz: Kenapa Nggak Dituntut Cerai?
Harusnya menikmati kuliner, beberapa dari kita justru merasa mual disertai rasa lelah ketika melakukan traveling.
Konstipasi pengaruh liburan atau Vacation-Induced Constipation (VIC) bukanlah satu-satunya masalah pencernaan yang dialami saat berlibur.
Sejumlah orang merasa sulit makan ketika bepergian.
Baca Juga: Hadiah Untuk Jerry Aurum, Gambar Karya Shakira Jadi Pajangan di Dinding Penjara
Hal itu membawa dampak serius pada liburan mereka.
"Ini amat sangat umum," kata Gastroenterologi dan profesor dari NYU Langone Health, Dr. David Poppers, MD, PhD.
Untuk sejumlah orang, traveling bisa membawa banyak manfaat kesehatan.
Namun, untuk sebagian lainnya, traveling bisa membawa efek berbeda.
Sebuah perjalanan akan membuat rutinitas hidup kita berubah. Ritme tubuhmu ikut berubah.
Baca Juga: Single Terbaru D.O EXO Akhirnya Dirilis! Liriknya Menguras Emosi
Poppers menjelaskan, tubuh pun akan mengalami stres, baik dalam arti positif atau negatif.
Perubahan rutinitas harian akan direspons oleh tubuh secara spontan.
Hal ini dipicu oleh hormon katekolamin yang bisa membantu kita memobilisasi suatu aksi.
Tubuh kemudian merespons dengan mematikan nafsu makan secara sementara dan memperlambat pencernaan untuk mengirimkan darah ke bagian-bagian tubuh untuk memberi respons perlawanan.
Umumnya ke jantung, paru-paru dan otot.
Baca Juga: Bersaing dengan Jennie Blackpink, Agnez Mo Masuk Kandidat Wanita Tercantik di Dunia
Orang-orang yang memiliki dasar kecemasan dan masalah pencernaan adalah yang mudah terdampak.
Saat traveling, mereka akan cenderung merasakan sulit makan, gangguan tidur, jet lag, dan dehidrasi.
Namun, ini bisa menjadi masalah yang dialami siapa saja.
"Ada hubungan yang erat antara otak dan usus. Itulah kenapa ketika seseorang stres, mereka cenderung mengalami kecemasan yang mengakibatkan perubahan nafsu makan," kata Poppers.
Baca Juga: Seorang Anak Lehernya Digorok dan Dikuliti, Bentuk Ritual Pada Sang Penyihir
Lalu, bagaimana menghindarinya?
Jika kamu khawatir kehilangan nafsu makan selama liburan, Poppers menyarankan untuk menjaga rutinitas harian sebisa mungkin selama masa liburan.
Hal itu akan membantu kita lebih rileks.
Selain itu, kamu juga bisa melakukan yoga atau meditasi.
Namun, jika keduanya bukan bagian dari rutinitasmu, pilihlah opsi lainnya.
Misalnya, mendengarkan lagu favorit atau menonton program televisi kesukaan.
Baca Juga: Disindir Pedas Pengacara Milano Lubis, Ayah Vanessa Angel: Saya sih Nggak Mau Panas
Jika menemui masalah makanan yang biasa kamu temui ketika bepergian, Poppers merekomendasikan untuk mencatatnya pada semacam buku harian makanan.
Hindari jenis makanan pemicu umum, seperti kafein, alkohol dan sayuran yang mengandung gas.
Kamu juga bisa mencoba menghindari makanan eksotis dan pilihlah makanan favorit yang mudah didapatkan.
"Kita lebih mengetahui tubuh kita ketimbang orang lain. Itulah yang menjadi senjata utama untuk menghadapi gejala-gejala itu," ujar Poppers.
Pada intinya, selama kita mendengarkan tubuh kita, kita bisa menikmati sajian kuliner yang menggugah selera sepanjang perjalanan liburan kita.
(*)