Pemeriksaan lebih lanjut, dokter menemukan ada bekas luka cakar di sepanjang paha dan ketiak.
Baca Juga : Kisah Taufik, Anak Disabilitas yang Selamatkan 22 Wisatawan Malaysia dari Longsor di Lombok Utara
Dari tanda itu, tim dokter kemudian mencari tahu apakah dia mengalami infeksi.
Darah bocah itu diuji dan positif mengandung Bartonella henselae, bakteri yang terkait dengan infeksi karena gigitan atau goresan kucing.
Baca Juga: Barbie Kumalasari Hadirkan 12 Lawyer, Nikita Mirzani: 12 Lawyer Nggak Punya Otak!
Seperti dugaan para dokter, keluarga pasien memiliki dua kucing peliharaan yang awalnya diambil dari jalanan pada 2010.
Dilansir IFL Science, Rabu (20/3/2019), kesehatan mental anak itu membaik setelah infeksinya diobati dengan terapi antimikroba.
Faktor utama dari gejala skizofrenia yang dialami bocah itu kemungkinan besar karena bakteri dari kucing.
Ini menunjukkan bahwa infeksi Bartonella dapat berkontribusi terhadap gangguan neuropsikiatri progresif seperti skizofrenia.
Ini juga menantang banyak asumsi yang kita ketahui tentang gangguan kejiwaan secara umum.
Baca Juga: Galih Ginanjar Dapat Sindiran Pedas, Nikita Mirzani: Nggak Panteslah, Lakinya yang Nggak Kerja Itu
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa parasit yang dibawa kucing, Toxoplasma gondii, dapat dikaitkan dengan perkembangan masalah gangguan mental.
Toxoplasma gondii bahkan dapat menyebabkan perubahan penting pada pola pikir manusia, misalnya terlibat dalam perilaku berisiko dan agresif.
"Di luar kasus ini, ada banyak gerakan dalam mencoba memahami peran potensial dari infeksi virus dan bakteri dalam penyakit yang kompleks," ujar penulis utama Dr Ed Breitschwerdt, profesor Kedokteran di North Carolina State University.
"Kasus ini memberi kita kesempatan untuk menyelidiki hubungan keduanya di masa depan," tutup Breitschwerdt. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul"Dicakar Kucing, Remaja AS Alami Gangguan Mental Skizofrenia"