Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Seorang anak berusia 13 tahun di Zhejiang, Tiongkok, menjadi gila dan sering membenturkan kepalanya di dinding setelah terlalu lama bermain ponsel.
Dilansir dari Worldofbuzz, kejadian ini berawal ketika sang anak diberi ponsel oleh ibunya pada awal tahun lalu.
Sang ibu berdalih memberikan ponsel agar tetap bisa berkomunikasi dengan sang anak karena dia dan suami sibuk bekerja.
Namun ternyata yang terjadi malah sang anak kecanduan bermain ponsel.
Baca Juga: Malang! Tinggalkan Ponsel yang Sedang Di-charge, Wanita Ini Harus Kehilangan Apartemennya
Sang anak bisa bermain ponsel hingga larut malam dan kebiasaan buruk ini pun berlangsung selama berbulan-bulan.
Hingga pada akhirnya, sebulan yang lalu, sang anak mendadak gila dan langsung membenturkan kepalanya ke tembok tanpa henti.
Kejadian ini berlangsung ketika sang anak sedang berada di sekolah.
Gurunya pun panik dan kemudian memanggil ibunya untuk datang melihat kondisi anaknya.
Baca Juga: Gadis Ini Dapati Apartemennya Hangus Terbakar Usai Ponselnya Meledak Saat Dicharge
Namun, kondisi anak tersebut semakin buruk ketika sang ibu sampai di sekolah.
Ketika dipanggil ibunya, sang anak pun sudah tidak dapat merespon.
Kondisi anak juga sudah tak sadarkan diri dan kejang.
Melihat kondisi anaknya sudah tak berdaya, ibunya pun membawanya ke rumah sakit.
Baca Juga: Pasang GPS di Ponsel, Seorang Suami Ciduk Istrinya Sendiri saat Sedang Selingkuh dengan Pria Lain
Saat dirawat, kondisi sang anak menjadi seperti bayi di mana dia tidak bisa berjalan atau berbicara.
Setelah mendapat perawatan selama 28 hari, kondisi sang anak pun belum juga membaik hingga akhirnya dibawa ke bagian neurologi dan rheumatologi.
Kemudian setelah dilakukan pemeriksaan terperinci, para dokter menyatakan kalau sang anak positif menderita Ensefalitis Autoimun.
Ensefalitis Autoimun tergolong penyakit yang baru.
Baca Juga: Bahagia Tak Harus Mewah! Pasangan Pengantin Ini Ramaikan Jalanan dengan Parade Bentor
Penyakit ini pada dasarnya mengganggu sistem kekebalan tubuh pada sistem saraf pusat yang menyebabkan gangguan kognitif.
Setelah diberi obat dan perawatan yang intens, kondisi sang anak mulai membaik.
Wajah sang anak sudah tidak kejang dan dapat berbicara lagi.
Bahkan pada hari keempat, sang anak mulai dapat mengenali orang tuanya.
Dan pada hari ke12, sang anak boleh pulang karena kondisi kesehatannya telah meningkat secara drastis.
Dokter menjelaskan kalau penyakit yang diderita sang anak berasal dari kegemarannya bermain ponsel hingga larut malam.
Kebiasaan buruk itu kemudian memicu melemahnya sistem kekebalan tubuh sang anak hingga menyebabkan Ensefalitis Autoimun.
Baca Juga: Antar Jan Ethes ke Dokter Gigi, Cantiknya Selvi Ananda Menantu Jokowi Pakai Daster Rumahan!
(*)