Laporan Wartawan Grid.ID, Nopsi Marga
Grid.ID - Indonesia memiliki banyak destinasi wisata yang dilirik banyak wisatawan lokal dan mancanegara.
Tak hanya dikenal akan wisata bahari saja, Indonesia juga dikenal akan banyaknya gunung berapi yang sangat indah untuk dikunjungi.
Pulau Dewata, Bali, menjadi magnet wisatawan mancanegara untuk mengunjungi wilayah pantai.
Sedangkan gunung di Indonesia yang kini menjadi magnet wisata dan banyak dikunjungi adalah gunung Bromo.
Baca Juga: Bukan Salju, ini Beda Fenomena Embun Beku yang Terjadi di Bromo dan Semeru
Gunung Bromo merupakan gunung berapi aktif yang terletak di empat wilayah kabupaten diantaranya Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang.
Melansir laman Tribunnews.com, Jum'at (5/7/2019), lautan pasir dan padang rumput atau sabana, menjadi spot foto menarik bagi beberapa turis.
Banyak masyarakat di sekitar gunung Bromo yang kemudian memanfaatkan peluang tersebut, dengan membuka usaha penginapan ataupun tur wisata.
Baca Juga: Dibalik Keindahan Fenomena Frost Atau Embun Beku di Gunung Bromo, Ada Bahaya yang Mengintai
Tur wisata sering digunakan oleh turis mancanegara yang belum mengetahui medan serta bahasa di daerah Bromo.
Namun, baru-baru ini seorang turis asal Thailand menjadi viral, lantaran protes dan merasa kecewa dengan beberapa oknum karena hampir dipalak dengan mematok harga terlalu tinggi.
Protes tersebut diunggah Jirote Wangcharoen di akun Facebook pribadinya.
Melansir laman Kompas.com, Jum'at (5/7/2019), kejadian ini dialami Jirote pada 17 Juni 2019 lalu, pukul 17.00 hingga 19.30 WIB.
Tak sendiri, Jirote pergi bersama dengan 3 temannya yang lain.
Baca Juga: Tren Operasi Six Pack di Thailand, Rahasia Dapatkan Perut Berotot Secara Instan Tanpa Olahraga
Karena hari sudah hampir malam, Jirote yang turun di terminal Probolinggo mencari kendaraan online untuk menuju pintu masuk Bromo. Namun Jirote harus berada di titik jemput yang berjarak sekitar 4 kilometer dari terminal.
Pihak agen bus yang ditanyai oleh Jirote memberi tahu bahwa ada kendaraan lain menuju Bromo, namun akan sedikit mahal.
Jirote memutuskan keluar dari terminal untuk tetap mencari kendaraan online.
Di tengah jalan, Jirote dan ketiga rekannya didatangi seorang pengendara motor yang menawarkan sebuah bus yang akan mengantarkan rombongannya ke Cemoro Lawang.
Baca Juga: Jauh dari Kesan Anggun, Intip Ekspresi Kocak Putri Raja Thailand di Hari Penobatan Ayahnya
"Pengendara motor itu mengatakan untuk menunggu bus karena bus sedang penuh dan nanti akan datang menjemput," ungkap Jirote melansir laman Kompas.com.
Rombongan Jirote yang sudah menunggu selama 1 jam, diberitahu bahwa mobil tidak bisa menjemput, karena penumpang dengan tujuan yang sama tidak penuh.
Jirote kemudian ditawari untuk menyewa kendaraan pribadi.
Harga yang dipatok oleh oknum tersebut terbilang cukup tinggi, yakni Rp 550 ribu.
Tarif tersebut lebih mahal 2 kali lipat jika dibanding dengan tarif kendaraan online yang hanya Rp 300 ribu.
Baca Juga: Kondisi Bukit Teletubbies Sebelum dan Pasca Kebakaran di Gunung Bromo
Jirote beserta rombongannya tak ingin mengambil tawaran tersebut, hingga akhirnya memilih berjalan untuk mendapatkan kendaraan lain.
Di tengah perjalanan, Jirote dan rombongannya dihadang oleh oknum yang menawarinya kendaraan.
Jirote menolak dengan alasan akan menginap di Probolinggo, dan akhirnya mendapat kendaraan umum untuk menuju titik jemput kendaraan online.
Tak hanya saat menuju lokasi wisata saja, Jirote juga mengalami kejadian yang tidak menyenangkan saat kembali menuju Probolinggo.
Baca Juga: Keren!, Irfan Hakim Bawa Obor Asian Games 2018 Sambil Berkuda di Gunung Bromo
Melansir laman Kompas.com, saat akan kembali ke Probolinggo pada 18 Juni 2019, Jirote ditawari untuk naik sebuah van yang mau mengantarkannya ke terminal dengan biaya Rp 40 ribu hingga Rp 60 ribu.
Jirote lebih memilih untuk mencari kendaraan umum, dan menemukan bus yang mau mengantarkannya menuju terminal hanya dengan tarif Rp 25 ribu.
Namun Jirote merasa supir bus yang ditumpanginya tidak menunjukkan itikad baik, dan mengemudikan busnya secara ugal-ugalan.
Jirote diturunkan di sebuah terminal kecil, dan mengharuskannya menaiki bus lain menuju Surabaya, dengan tarif Rp 25 ribu.
Baca Juga: Mengenal Yadya Kasada, Festival Tahunan Masyarakat Asli Gunung Bromo
Pihak Dinas Pariwisata Probolinggo tidak memberi jawaban sedikit pun atas kasus yang tengah viral di Bromo tersebut.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, bahkan belum mengetahui kejadian tersebut.
"Oh kapan, kapan itu? ungkap Arief Yahya, dilansir Grid.ID dari Kompas.com.
Berbeda dengan Arief Yahya, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementrian Pariwisata, Guntur Sakti justru sudah mengetahui kasus tersebut.
Guntur bahkan sudah menyatakan bahwa kasus tersebut telah diselesaikan.
"Oh kami sudah pantau itu, sudah diselesaikan tingkat lokal," ungkap Guntur, melansir Kompas.com, Jum'at (5/7/2019).
Di akun Facebook pribadinya, Jirote telah menghapus unggahan kekecewaannya ketika berkunjung di bromo.
(*)