Grid.ID - Dari pusat kota, jarak Desa Tik Teleu, Kecamatan Pelabai, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, bisa lebih dari 100 km.
Dengan kondisi yang terpencil, angka putus sekolah dari SD menjadi tinggi.
Itu jadi alasan besar bagi pemuda-pemuda yang sudah mengenyam pendidikan perguruan tinggi, kembali lagi ke desa mereka berasal.
Lalu tepat di sudut desa yang jauh dari Ibu Kota itu berdirilah terdapat satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) Zikir Pikir.
Sekolah yang dibangun pada 2011 itu terlihat memprihatinkan.
Separuh gedungnya terbuat dari papan dan semen, sedangkan plafonnya rusak di beberapa bagian.
Gedung tersebut merupakan pinjaman dari pemerintahan desa, terdapat 38 siswa dan delapan guru sebagai tenaga pengajar.
Dwifa, seorang guru perempuan dan pendiri sekolah, menyebutkan, sekolah itu dibangun atas dasar rasa khawatir akan tingginya angka putus sekolah di daerah itu.
"Jarak sekolah jauh dari desa, angka putus sekolah dari SD menjadi tinggi. Kami akhirnya bersepakat mendirikan sekolah madrasah," kisahnya.
Dua tahun berdiri, pada 2011 dan 2012 terdapat 14 tenaga pengajar. Selama dua tahun, 14 guru tidak digaji sama sekali.
"Dua tahun pertama tidak ada gaji. Cuma mengajar. Alhamdulillah bertahan," ujar Dwifa.