Find Us On Social Media :

Martin Pratiwi Kecewa, Setelah Belajar Bisnis Kecantikan Bersama, Ashanty Bangun Brand Kosmetik Sendiri

By Lalu Hendri Bagus Setiawan, Jumat, 5 Juli 2019 | 19:06 WIB

Martin Pratiwi dan Agus Pujiono saat menggelar konferensi pers di Klinik Kecantikan di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (5/7/2019).

 

Laporan Wartawan Grid.ID, Lalu Hendri Bagus

Grid.ID - Mantan rekan bisnis Ashanty yakni Martin Pratiwi menggelar jumpa pers guna menjawab konferensi pers yang digelar Ashanty di kediamannya pada Rabu (3/7/2019).

Martin Pratiwi didampingi sang suami Agus Pujiono, menggelar konferensi pers tersebut di Klinik Kecantikan di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (5/7/2019).

Pada konferensi pers tersebut, Martin Pratiwi dan sang suami menjelaskan duduk perkara yang sedang dipermasalahkan dengan Ashanty.

Baca Juga: Keluarga Besar Anang Hermansyah Tak Nyaman dengan Pemberitaan Tuntutan Rp 9,4 Miliar Kepada Ashanty

Agus Pujiono mengatakan bahwa awalnya mereka mengajak Ashanty untuk bersama-sama membangun bisnis kosmetik.

"Karena kan tadinya ide saya sama mbak A itu awalnya kita ingin membangun kultur indonesia gitu," ujar Agus Pujiono.

"Karena biasanya artis cuma endorse iklan dan sebagainya. Nah kita pingin jangan cuma gitu, ayok bareng-bareng bangun, sebuah brand," paparnya.

Baca Juga: Dapat Jatah Belanja Rp 20 Juta Sendirian, Pengasuh Arsy Justru Dimarahi Ashanty Saat Ingin Beli Barang

Saat bisnis kecantikan berjalan, Ashanty juga ikut memiliki aset dalam bisnis kecantikan tersebut.

Kedua pihak bekerjasama mengerahkan kemampuan masing-masing.

"Ketika itu berjalan berarti mbak A dan lain-lainnya punya aset ikut," ungkap Agus Pujiono.

Baca Juga: Sikap Anang Hermansyah Kala Ashanty Dituntut 9,4 Miliar

"Istri saya punya formula, punya kemampuan untuk meracik sesuatu. Setelah bersama-sama kan menjadi saling belajar gitu loh," ujarnya lagi.

Agus Pujiono menduga Ashanty tak melanjutkan kerjasama bisnis lantaran sudah banyak belajar dari Martin Pratiwi dengan membangun brand kosmetik sendiri.

"Jadi mungkin setelah belajar-belajar itu pihak-pihak yang lain menjadi sudah tahu dan mungkin awalnya begitu, jadinya ada yang buat produk sendiri ada yang gitu," tutupnya. (*)