Grid.ID - Setahun menjadi penyitas kanker paru-paru, Sutopo Purwo meninggal dunia pada Minggu, (7/7/2019).
Sutopo Purwo divonis kanker paru-paru stadium IV pada 17 Januari 2018 lalu, tapi masih terus beraktivitas dan berbagi informasi berita kebencanaan di media sosialnya.
Padahal, selama ini Sutopo Purwo dikenal selalu tampil bugar dan energik dalam menjalankan aktivitasnya meski menjadi penyitas kanker paru-paru.
Belakangan, kondisi kesehatan Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB itu mengalami penurunan.
Hal ini tampak dari pengakuannya yang merasa kesakitan hingga harus menjalani pengobatan di Guangzhou.
Pasalnya, kanker paru-paru yang diderita Sutopo Purwo telah menyebar di banyak tulang dan organ tubuhnya.
Baca Juga: Sempat Minta Maaf Sebelum Meninggal Dunia, Inilah Unggahan Terakhir Sutopo Purwo Nugroho
Sutopo Purwo mengidap kanker paru-paru meskipun semasa hidupnya tidak merokok.
"Dokter bilang saya kanker paru-paru stadium 4 pertengan Januari lalu. Awalnya shock karena saya tidak merokok, genetic tidak ada dan makan sehat," kata Sutopo melalui pesan singkat kepada Kompas.com, pada (12/2/2018).
Rupanya kanker paru-paru dapat diderita orang meski bukan seorang perokok.
Baca Juga: Waspada, Ventilasi Rumah yang Buruk Ternyata Bisa Menjadi Pemicu Kanker Paru-Paru
Melansir dari berbagai sumber, inilah alasan dan faktor penyebab kanker paru-paru yang umum terjadi.
1. Faktor Genetik
Penderita kanker paru-paru ternyata bisa bersifat genetik (menurun pada gen yang sama).
Baca Juga: Hati-hati! Semakin Ampuhnya Obat Anti Nyamuk, Tak Bagus untuk Kesehatan! Bisa Memicu Kanker Paru
Pasalnya seorang yang secara genetik memiliki keluarga penyitas kanker maka berisiko terkena sakit yang sama.
Mutasi genetik spesifik kanker paru-paru itu kerap ditemukan pada pasien yang tidak merokok terutama kaum wanita.
"Secara anekdoktal, kami melihat makin banyak pasien wanita yang tak pernah merokok tapi terdiagnosis kanker paru, dibandingkan dengan 10 tahun lalu," kata Dr.Michael Beckles, konsultan respiratori dari Royal Free Hospital.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ternyata Bentuk Kuku Seperti ini Menunjukkan Gejala Awal Kanker Paru-Paru!
Menurut dugaan para ilmuan, hal itu terjadi lantaran adanya faktor genetik yang dikombinasikan dengan paparan zat-zat pemicu kanker, seperti asbestos, gas radon, asap rokok, dsb.
2. Faktor Lingkungan Tempat Tinggal
Faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap risiko terkena kanker paru-paru.
Baca Juga: Menderita Kanker Paru-paru, Sutopo Purwo Nugroho Bahas soal Sahabat Sejati
Tak hanya karena terpapar asap rokok, rumah yang tak memiliki ventilasi buruk juga meningkatkan risiko tersebut.
Ketika ventilasi tak bekerja secara maksimal, udara kotor akan terperangkap dan penghuni rumah menghirupnya setiap hari.
Kondisi itulah yang membuat sel kanker dapat tumbuh dalam tubuh penghuni.
Baca Juga: Akibat Kanker Paru-paru, Ini yang Terjadi pada Tulang Punggung Sutopo Purwo Nugroho
Tak hanya itu, melansir dari laman Grid Health, penggunaan obat nyamuk juga dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru.
Obat anti nyamuk terbuat dari bahan kimia sintetik, seperti senyawa kimia organofosfat dan karbamat, yang termasuk dalam golongan pestisida.
Kedua bahan kimia tersebut bisa menghambat kerja enzim acetylcholinesterase (AChE), yaitu enzim yang berkerja pada sistem sawar otak dan dapat memicu transfer sinyal (neurotransmitter) pada saraf manusia.
Baca Juga: 7 Gejala Awal Kanker Paru-paru, Batuk Terus-menerus Patut Diwaspadai
"Jadi jika kita merasa pusing, mual, setelah mencium obat anti nyamuk, itu tandanya kita sudah keracunan,” Papar Dr. rer. nat. Budiawan.
Selain bahan kimia organofosfat (diklorvos/DDVP) dan karbamat (antara lai, propoxur), kebanyakan obat anti nyamuk yang beredar saat ini mengandung bahan kimia aktif golongan pyrethroid, diantaranya allethrin, bioallethrin dan transflutrin.
"Tentu semua bahan insektisida pada prinsipnya sangat berbahaya. Apalagi jika digunakan secara tidak proporsional, dapat memicu terjadinya kerusakan sistem saraf," Jelas Budiawan.
Baca Juga: 7 Gejala Awal Kanker Paru-paru, Batuk Terus-menerus Patut Diwaspadai
3. Atur Pola Makanan dan Rutin Olahraga
Pola Makan dan olahraga juga mempengaruhi risiko kanker paru-paru.
Pasalnya, orang yang memiliki pola makan sehat dan seimbang, serta rajin berolah raga minim terkena kanker paru-paru.
Baca Juga: Sama-sama Derita Kanker Paru, Sutopo Sempat Down Ketika Tahu Istri Indro Warkop Meninggal
Menghindari aneka makanan yang dibakar, berpengawet, berlemak, dan bersoda.
Konsumsi buah, sayur, minum teh, dan rutin berolahraga dapat mengubah kualitas hidup menjadi lebih baik. (*)