"Aku rasa studi tersebut menguatkan banyak hal yang pernah kusampaikan kepada para pasien," kata Najari.
Baca Juga: Miris! Bocah 11 Tahun Ini Disiksa dan Diejek Oleh Ibu Kandungnya Sendiri
Para pria yang peduli dengan kualitas dan kuantitas spermanya serta kesehatan secara umum disarankan untuk mengonsumsi banyak buah-buahan, sayur-sayuran dan daging tanpa lemak.
Meski begitu, studi tersebut tidak mengindikasikan bahwa konsumsi makanan cepat saji selama usia remaja bisa secara berdampak permanen.
"Kesanku terhadap studi ini adalah diambil dari satu waktu.
Ini bukanlah studi longitudinal di mana semua hal dicek kembali berkali-kali. Aku tidak akan bilang ini tidak bisa diubah," kata dia.
Meski beberapa pakar berteori, makanan olahan sangat bisa membunuh sel sertoli yang tidak bisa diproduksi kembali.
Baca Juga: Ikut Geram dan Berikan Komentar pada Video Rey Utami, Nikita Mirzani: Itu Terlalu Sampah
Ada pun sel sertoli merupakan sel yang ditemukan pada testis dan membantu proses produksi sperma.
Namun, Bobby mengatakan, kesuburan dan kesehatan sperma sangatlah kompleks.
Sehingga, studi ini tidak cukup komprehensif untuk mendukung pemikiran bahwa jika sel sertoli rusak, sel tersebut tidak bisa tergantikan.
"Ada hal yang tidak bisa kamu sampaikan kecuali kamu melihat jaringan testikular dari biopsi testikular. Informasi tentang kesehatan sel sertoli membuat data ini melangkah terlalu jauh," katanya.