Baca Juga: Viral Bayi di Bekasi Bernama 'Google', Hal ini yang Diharapkan Orangtuanya dari Nama Unik Tersebut
Ia menjelaskan, ada beberapa mekanisme terjadinya trauma pada kepala.
Pertama adalah benturan yang merusak otak secara langsung, benturan yang menyebabkan reaksi radang (inflamasi) hebat dan terus berproses hingga merusak otak, dan terakhir adalah peningkatkan volume darah dalam rongga otak.
"Karena rongga otak tidak mungkin bertambah besar, maka peningkatan volume akan menekan batang otak.”
“Padahal bagian ini sangat vital untuk pusat kesadaran, pengatur pernapasan, dan pengatur denyut jantung," paparnya.
Kefatalan akibat cedera kepala bisa dikurangi dengan penggunaan helm bagi pengendara sepeda motor dan saat berolahraga, topi keras, serta pelayanan gawat darurat yang lebih baik.
Menggunakan helm dengan pengamanan penuh (full face) akan mencegah terjadinya benturan pada kepala serta menekan risiko perdarahan jika terjadi trauma kepala.
Baca Juga: Dari Jengger Ayam Hingga Bunga Mawar, Beragam Model Potongan Sunat ini Viral!
Penanganan Penangangan gawat darurat diperlukan bagi korban kecelakaan dengan trauma pada kepala.
Menurut dr. Roslan Yusni Hasan, spesialis bedah saraf dari RS. Mayapada Tangerang, daerah leher wajib menjadi perhatian saat mengamankan korban kecelakaan dengan trauma kepala.
"Prinsipnya bila korban menderita trauma kepala harus beranggapan ada trauma juga pada lehernya. Sedapat mungkin leher jangan digerakkan," kata Roslan.
Daerah leher adalah salah satu jalan nafas.