Setelah masalah ini diangkat, Neelam Gorhe yang menjabat sebagai Menteri Kesehatan mengakui ada 4.605 pembedahan angkat rahim di Beed.
Namun tidak semuanya dilakukan kepada wanita yang bekerja sebagai pemanen tebu.
Menteri mengatakan sebuah tim sudah dibentuk untuk menelusuri kasus yang satu ini.
Maret kemarin sudah terdata sebagian perempuan yang melakukan pembedahan rata-rata usianya di bawah 40 tahun, kebanyakan masih sekitar 20-an.
Banyak perempuan yang mengeluh kesehatan memburuk setelah mereka menjalani pembedahan tersebut.
“Saya merasakan sakit dipunggung terus menerus, leher, lutut.
Baca Juga: Hotman Paris Sebut Meriam Bellina Merupakan Artis Paling Cantik, Ternyata Begini Ritualnya
Bahkan saya pernah bangun di pagi hari dengan tangan, wajah, dan kaki yang bengkak,” ujar seorang wanita.
Bahkan ada yang mengeluh menderita pusing yang terus-menerus.
Semoga praktik pembedahan angkat rahim ini bisa ditindak lanjuti agar kualitas hidup seorang perempuan bisa lebih baik disana. (*)
Artikel ini pernah tayang di Nakita.id dengan judul Aneh! Tidak Dapat Cuti, Wanita Ini Operasi Angkat Rahim Agar Berhenti Menstruasi, Ini Alasannya!