"Saya sebagai pembunuhnya, sedangkan saya juga akan celaka, saya akan mati, jadi dosa saya berlebihan," tutur Kapten Sigit.
Pencapaian Kapten Sigit hingga sampai di titik ini, tak digapai dengan mudah.
Pasalnya, Kapten Sigit harus bersaing dengan 1000 orang untuk menjadi seorang pilot.
"Kita bersyukur ya, karena masalahnya tidak semudah itu kita untuk mencapai seorang penerbang itu, bayangin saja waktu itu mendaftar, dari 1 juta seluruh Indonesia, hanya 100 yang keterima, yang lulus cuma 43 orang, persaingannya sangat-sangat berat," ungkap Sigit.
Pilot berambut putih ini mengungkapkan bahwa setelah pensiun, hal yang akan selalu dirindukannya adalah menerbangkan pesawat.
"Apa yang paling akan dirindukan oleh Kapten Sigit setelah tidak lagi aktif menjadi seorang pilot?" tanya Feni Rose, selaku pembawa acara.
Bagi Kapten Sigit, dirinya telah menyatu dengan pesawat.
"Ya menerbangkan pesawat, soalnya saya sudah menjiwai untuk dengan pesawat itu sudah menyatu," ungkap Kapten Sigit.
Baca Juga: Suaminya Seorang Pilot, Fitri Carlina Ucapkan Selamat Ulang Tahun dengan Terpisah Jarak
Setelah pensiun, Kapten Sigit berencana membantu mengembangkan usaha sang anak.
(*)