Find Us On Social Media :

Ungkap Beban Paling Besar Selama 43 Tahun Jadi Pilot, Kapten Sigit Menangis di Penerbangan Terakhirnya: Nyawa Penumpang di Tangan Saya, Saya Sebagai Pembunuhnya

By Nopsi Marga, Kamis, 11 Juli 2019 | 06:30 WIB

Kapten Sigit jadi pilot selama 43 tahun

Laporan Wartawan Grid.ID, Nopsi Marga

Grid.ID - Beberapa waktu yang lalu beredar sebuah video yang memperlihatkan seorang pilot yang bersujud di bawah pesawat.

Video tersebut juga dibagikan oleh seorang pilot bernama Herman Markus Wenas, pada 2 Juli 2019 lalu.

Seorang pilot yang bersujud di bawah pesawat tersebut merupakan Kapten Sigit Wiranto.

Kapten Sigit Wiranto bersujud setelah purna tugas alias pensiun menjadi seorang pilot.

Pilot yang sudah mengemudikan pesawat selama 43 tahun ini melakukan penerbangan terakhirnya dengan rute Makassar-Jakarta.

Baca Juga: Kesenangan Masa Kecilnya Terwujud Setelah Dewasa, Maia Estianty Antusias Saat Ditawari Ambil Lisensi Pilot : Mau!

Dalam video yang diunggah oleh Herman, Kapten Sigit telah menyelesaikan tugasnya sebagai pilot untuk maskapai penerbangan Lion Air.

Pada kesempatan terakhirnya, Kapten Sigit menyempatkan diri untuk berpamitan kepada seluruh awak, bahkan bersalaman dengan seluruh penumpang.

Kapten Sigit yang tengah bersujud didampingi oleh sang istri yang mencoba menenangkan sang pilot.

Hal tersebut dilakukan oleh Kapten Sigit sebagai rasa syukur masih diberi keselamatan saat bertugas.

Baca Juga: Tajir Melintir! Keliling Selandia Baru, Syahrini dan Reino Barack Naik Helikopter Ditemani Pilot Ganteng

"Saya itu hanya ingin mengungkapkan rasa syukur saya kepada Allah SWT, karena selama ini saya selalu mendapat perlindungan yang luar biasa, dibanding orang lain, jika saya melihat teman-teman yang nggak bisa pulang," ungkap Kapten Sigit, dilansir dari kanal Youtube TRANS TV OFFICIAL.

Selama 43 tahun menjadi pilot dan mengemudikan pesawat, Kapten Sigit sempat mengalami hal yang tidak mengenakkan.

Pasalnya, pesawat yang dikemudikan oleh Kapten Sigit sempat mati ketika terbang.

Baca Juga: Ajaib! Bawa 6 Orang Saat Terbang, Sang Pilot Dapati Penumpangnya Jadi 7 Saat Mendarat di Timika, Papua

Kisah ini diungkapkan Kapten Sigit dalam tayangan Rumpi, yang diunggah di kanal Youtube TRANS TV OFFICIAL, Selasa (9/7/2019).

"Pernah saya mengalami kecelakaan tapi tidak fatal sekali, bukan kecelakaan ya, pernah dua mesin, mesinnya mati satu, karena tutup oli di mesin pesawat itu lepas, waktu itu menerbangkan pesawat white body dari Jakarta-Surabaya," ungkap Sigit.

Kapten Sigit bahkan mengungkapkan harus mematikan mesin pesawat untuk mengatasinya. 

"Begitu mau mendarat itu lepas, sehingga mesinnya memberikan warning kepada kita suruh dimatikan mesinnya, kalau nggak dimatikan nanti kebakar, begitu dimatikan kita bisa mendarat dengan selamat, tapi penumpang nggak kita kasih tahu, setelah mendarat kita baru kasih tahu," ungkap Kapten Sigit.

Baca Juga: Sejumlah Selebriti Sindir Aksi Pilot Vincent Raditya, Ria Ricis Ikut Menanggapi

Kapten Sigit mencurahkan isi hatinya sebagai pilot yang memiliki beban untuk bertanggung jawab atas nyawa ratusan orang setiap harinya.

"Membawa tanggung jawab nyawa sekian orang, ya mungkin pilot itu beratnya di situ, kita membuat kesalahan dalam sekian detik, itu nyawa penumpang di tangan saya,"

"Saya sebagai pembunuhnya, sedangkan saya juga akan celaka, saya akan mati, jadi dosa saya berlebihan," tutur Kapten Sigit.

Pencapaian Kapten Sigit hingga sampai di titik ini, tak digapai dengan mudah.

Pasalnya, Kapten Sigit harus bersaing dengan 1000 orang untuk menjadi seorang pilot.

"Kita bersyukur ya, karena masalahnya tidak semudah itu kita untuk mencapai seorang penerbang itu, bayangin saja waktu itu mendaftar, dari 1 juta seluruh Indonesia, hanya 100 yang keterima, yang lulus cuma 43 orang, persaingannya sangat-sangat berat," ungkap Sigit.

Baca Juga: 5 Fakta Vincent Raditya, Pilot Maskapai Terkenal yang Kehilangan Lisensi karena Nekat Terbang dengan Zero Gravity

Pilot berambut putih ini mengungkapkan bahwa setelah pensiun, hal yang akan selalu dirindukannya adalah menerbangkan pesawat.

"Apa yang paling akan dirindukan oleh Kapten Sigit setelah tidak lagi aktif menjadi seorang pilot?" tanya Feni Rose, selaku pembawa acara.

Bagi Kapten Sigit, dirinya telah menyatu dengan pesawat.

"Ya menerbangkan pesawat, soalnya saya sudah menjiwai untuk dengan pesawat itu sudah menyatu," ungkap Kapten Sigit.

Baca Juga: Suaminya Seorang Pilot, Fitri Carlina Ucapkan Selamat Ulang Tahun dengan Terpisah Jarak

Setelah pensiun, Kapten Sigit berencana membantu mengembangkan usaha sang anak.

 (*)