Raut wajah Devi terlihat pucat pasi. Perjalanan menumpang tandu tentu tak mengenakkan baginya. Jalan terjal yang dilalui membuat tubuh lemahnya sering terguncang.
Ia tak kuasa merintih menahan perih di sepanjang perjalanan beratnya.
Sesekali Devi diistirahatkan untuk dikontrol kesehatannya oleh tim medis yang menyertainya.
"Tentu saja dia sangat panik. Panik karena mau melahirkan, juga panik karena tanahnya terus bergerak yang bisa membahayakan," kata Kepala Desa Suwidak, Arif Santosa, Kamis (11/1).
Kepanikan bukan hanya melanda Devi. Para pengantarnya pun merasakan hal yang sama.
Jurang tanpa pembatas di sisi rute yang dilalui menjadi tantangan tim SAR agar hati-hati dalam setiap langkahnya.
Apalagi kondisi tanah yang mereka pijak masih sangat labil.
Di saat yang sama, tak jauh dari lokasi itu, longsor kembali terjadi yang memakan lahan perkebunan warga. Tanah bercampur air bak lumpur lahar dingin meluncur deras dari tebing hingga membuat kebun warga berantakan.
(BACA : 3 Petugas Kereta Api Kualahan Menghadapi 1 Emak-emak yang Memblokir Kereta Berkecepatan Tinggi)
Devi masih cukup tegar meski raut mukanya kian pucat. Tetapi, seorang petugas kesehatan yang ikut mengawalnya justru tak kuat melewati ujian tersebut.
Di tengah kondisi tanah yang terus bergerak, petugas medis perempuan itu harus pingsan di jalan.
"Karena memang tanahnya masih gerak, jadi membuat takut," papar Arif.