Laporan Laporan Grid.ID, Afif Khoirul Muttaqin
Grid.ID - Zaman dahulu eksekusi mati merupakan sebuah hukuman kematian yang sudah biasa.
Dan banyak dilakukan di berbagai negara.
Tiap negara mempunyai tradisi aneh yang berbeda-beda.
Salah satunya tradisi eksekusi kematian yang terkenal dari dataran Tiongkok ini.
( BACA : Mau Melahirkan, Ibu di Banjarnegara Ditandu Sejauh 3 KM Gegara Ini )
Eksekusi yang terkenal dengan sebutan Lingchi dilansir Grid.ID melalui ranker.com.
Lingchi, jika diterjemahkan artinya adalah "kematian oleh seribu potongan" atau "irisan lambat".
Jadi hal ini mengacu pada sebuah eksekusi yang dilakuakan secara pelan-pelan dengan cara menyiksa terseksekusi.
Eksekusi ini dilakukan di tiongkok sudah hampir 1000 tahun sampai abad ke 20.
( BACA : Saat Diet, Makanan Ini Boleh Dimakan Loh Meski di Malam Hari )
Eksekusi ini sungguh kejam dan tidak manusiawi.
Dalam praktiknya, eksekusi ini melibatkan individu yang disayati kulit tubuh mereka perlahan secara hidup-hidup.
Hal ini tentu dilakukan oleh seorang algojo.
Tindakan ini serupa dengan menguliti atau penghilangan kulit saat seseorang yang masih hidup.
( BACA : Air Kelapa Bisa Beri Banyak Manfaat, Nggak Percaya? )
Orang yang menerima eksekusi lingchi ini adalah orang yang melakukan kejahatan besar.
Bahkan disebutkan kejahatan yang telah merusak tatanan sosial.
Hal ini kemudian pernah menjadi perdebatan oleh seorang pelancong Australia yang menyaksikan kengeriannya.
Gambaran praktik tersebut jelas terlalu biadab dan bahkan menjadi praktik eksekusi yang tertulis dalam sejarah dan budaya.
( BACA : Pizza Mini dari Paprika, Menu Super Yummy dan Sehat Buat si Kecil yang Suka Pilih-pilih Makanan )
Seorang theorist bernama Georges Bataille pernah menuliskan tentang eksekusi ini.
Penjelasan soal eksekusi lingchi ini termasuk dalam karya manuskripnya tentang teori budaya, berjudul The Tears of Eros.
Buku ini mengisahkan tentang seorang pria ymenjadi sasaran lingchi.
(*)