Laporan Wartawan Grid.ID, Andika Thaselia Prahastiwi
Grid.ID - Akhir-akhir ini si micin lagi naik daun nih!
Micin sebagai penyedap rasa buatan diintegrasikan sebagai konotasi negatif terhadap perbuatan seseorang.
Mulai generasi 'micin' sampai kebanyakan 'micin'.
Micin dikambinghitamkan karena dianggap sebagai produk yang memengaruhi kemampuan berpikir otak.
Tapi sebelum kalian, para milenial, lebih kreatif lagi dalam membuat embel-embel 'micin', ada baiknya baca fakta yang satu ini dulu.
(BACA : Ingin Pernikahanmu Nggak Biasa? Ada Cincin Nikah Khusus Buat Pasangan yang Doyan Travelling nih)
Melansir dari akun Instagram Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, @kemdikbud.ri, ternyata micin bukanlah kata baku.
Dalam KBBI edisi V, micin masuk ke dalam bentuk ragam cakap atau tidak baku.
Bentuk baku dari micin adalah 'vetsin'.
'Vetsin' dalam KBBI V memiliki makna 'bumbu tambahan untuk menyedapkan masakan berupa serbuk berwarna putih bersih, monosodium glutamat sebagai bahannya'.
Salah satu contoh penggunaannya dalam kalimat adalah "nasi goreng yang dibuat ibu rasanya nikmat karena takaran vetsinnya pas."
(BACA : Nggak Banyak yang Tahu, Negara Ini Punya Paspor Terkuat di Dunia!)
Vetsin adalah garam natrium asam glutamat yang berfungsi sebagai penyedap dalam masakan.
Vetsin ditemukan pada tahun 1908 oleh Kikunae Ikeda, seorang profesor kimia di Universitas Tokyo, Jepang.
Vetsin tergolong sebagai bahan aditif, atau bahan penambah cita rasa.
Jadi, bentuk yang bener itu generasi 'vetsin' ya, bukan generasi 'micin'.
Menurut kamu, enakan pakai 'micin' atau 'vetsin'? (*)