Laporan Wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID – Kisah seorang anak sekolah di Tiongkok yang menerjang badai salju untuk sampai ke sekolah memang telah mejadi viral di seluruh dunia.
Kisahnya yang mengharukan, rupanya telah mendatangkan serangkaian bantuan kepada bocah malang tersebut.
Dilansir Grid.ID dari The Star, Wang Fuman, bocah penerjang badai salju, merima sumbangan sebesar 100.000 yuan setara dengan lebih dari Rp 200 juta yang dikirim ke sekolahnya.
Wang bersekolah di Sekolah Dasar Zhuanshanbao di Zhaotong, provinsi Yunnan, Tiongkok.
Ia menerima sumbangan tersebut pada hari Rabu 10/1/2018.
Foto "Snowflake Boy", Wang Fuman menarik perhatian luas pada anak-anak dari keluarga miskin di pedesaan.
Foto Wang Fuman di kelasnya dibagikan oleh kepala sekolah Fu Heng.
Foto tersebut menunjukkan bunga es yang terbentuk di rambut dan alis Wang saat ia berjalan ke sekolah sejauh 4.5 km dalam cuaca yang sangat dingin.
Anak laki-laki kelas 3 SD itu, telah berjalan selama satu jam dalam kondisi minus 9 derajat Celsius.
Ia berjalan dari rumahnya ke sekolah untuk mengikuti ujian pada hari Senin 8/1/2018.
Dalam foto tersebut, terlihat teman-teman sekelasnya tertawa geli di kursi mereka.
Fu mengatakan itu adalah hari pertama ujian akhir dan suhu telah turun dengan cepat dalam waktu setengah jam.
Saat suhu turun drastis, Wang sudah dalam perjalanan ke sekolah.
Anak laki-laki itu tinggal di Ludian bersama nenek dan kakaknya.
Ayahnya bekerja di luar kota, sedangkan ibunya pergi meninggalkan keluarganya.
Foto-foto lain menunjukkan Wang memiliki permukaan tangan yang kasar, kering dan keriput.
Wang diduga menderita radang dingin.
Saat ditanyai oleh media lokal, Wang mengaku bahwa selain sekolah ia juga membantu neneknya berkebun sehingga tangannya kasar.
(BACA: Waduh, Berangkat Sekolah Jalan Kaki Sejauh 4,5 Kilometer, Siswa Ini Menjadi 'Manusia Es'!)
Wang juga mengatakan bahwa ia rindu ayahnya yang sudah beberapa bulan tak pulang ke rumah.
Banyak netizen yang bersimpati pada bocah laki-laki tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan Beijing News, Wang Fuman mengatakan bahwa dia senang pergi ke sekolah dan pelajaran favoritnya adalah matematika.
Ketika ditanya oleh Beijing News mengapa dia pergi ke sekolah pada hari Senin dengan pakaian sangat minim, Fuman berkata, "Saya memiliki tiga jaket tapi saya tidak memakai salah satu dari mereka karena semuanya kotor dan belum dicuci".
"Terlalu dingin untuk mencuci pakaian dengan tangan di musim dingin, jadi saya belum mencuci jaketnya," ujar Wang.
Wang juga mengatakan bahwa sekolahnya tidak memiliki fasilitas pemanas.
Atas pengakuan Wang, pemerintah daerah bersama dengan relawan, berusaha menjangkau sekolah tersebut dan mendistribusikan perlengkapan musim dingin ke 81 murid.
(BACA: 3 Foto Air Terjun Niagara Saat Membeku Ini Bikin Kamu Berasa di Negeri Narnia!)
Perusahaan China Construction Third Engineering Bureau cabang Kunming juga menyumbangkan 144 set pakaian musim dingin dan 20 pemanas ke sekolah tersebut.
Ayah Wang juga ditawari pekerjaan di kampung halamannya dari perusahaan tersebut.
Secara total, sumbangan uang tunai untuk membantu Wang Fuman dan sekolahnya mencapai lebih dari 17 juta yuan atau lebih dari Rp 36,9 miliar.
Pembaca koran Straits Times Singapura juga menawarkan bantuan, setelah membaca cerita Fuman.
Mereka telah menulis untuk mengetahui bagaimana cara mereka bisa memberikan bantuan pada anak itu.
Ayah Wang Fuman, Wang Gangkui, mengatakan kepada Beijing News bahwa banyak orang telah menawarkan untuk membantu keluarga tersebut setelah foto anaknya menjadi viral.
Namun dia tidak ingin anak laki-laki itu berpikir bahwa hal-hal baik akan mudah jatuh ke pangkuannya tanpa harus berusaha.
Wang Gangkui ingin anaknya belajar keras dan mengubah takdirnya melalui usahanya sendiri.
Bagi Wang Fuman, impian terbesarnya adalah cukup berhasil di sekolah sehingga bisa belajar di Beijing.
Ketika ditanya oleh Beijing News apakah dia tahu bahwa dia telah menjadi terkenal, Wang Fuman mengatakan tidak.
Dan apakah dia memikirkan apa yang terjadi setelah semua perhatian itu turun?
"Kalau sudah selesai, sudah selesai, saya hanya ingin belajar dengan baik," kata Wang Fuman.(*)