Grid.ID - Pernah mengalami jadwal menstruasi yang tak beraturan?
Ya, terkadang siklus menstruasi yang dialami wanita tak selalu sama.
Ada beberapa di antaranya mengalami menstruasi yang tak sesuai siklus normal.
Baca Juga: Kocak! Gara-gara Lupa Password Instagram Kai EXO Nitip Pesan untuk Fans Lewat Ravi VIXX
Jika tanda-tanda menstruasi tak normal tersebut dibiarkan, maka bisa mengarah pada penyakit serius.
Dokter Mery Sulastri, Educator & Trainer Mundipharma Indonesia menyebutkan, ada beberapa ciri menstruasi tak normal.
Mulai dari siklusnya yang terlalu pendek atau terlalu lama, hingga volume darah menstruasi yang berlebihan.
Baca Juga: Berstatus Janda, Begini Respon Tiwi eks T2 Saat Anaknya Minta Adik
Berikut tanda-tandanya umumnya:
1. Menstruasi terlalu jarang
Mery menjelaskan, menstruasi normal setidaknya terjadi setiap 21-30 hari sekali.
Namun menstruasi yang tidak normal jumlahnya bisa sangat sering maupun sangat jarang.
"Ada oligomenore, yaitu menstruasi yang lebih jarang. Lebih dari 35 hari, bahkan bisa dua bulan baru ada."
Namun, hal itu tak berlaku bagi anak remaja yang baru menstruasi.
Menurut dia, beberapa anak remaja kadang masih memiliki jadwal menstruasi yang kurang rutin.
Hal itu disebabkan belum stabilnya siklus hormonal mereka.
2. Darah menstruasi terlalu banyak
Mery menuturkan, volume darah menstruasi biasanya hanya sekitar 40cc atau sekitar tiga sendok makan dalam sehari.
Cara mudah untuk mengetahui apakah darah menstruasi kita tergolong banyak atau tidak adalah melihat kebiasaan di malam hari.
"Jika kita terbangun waktu malam harus mengganti pembalut."
"Itu sebenarnya sudah salah satu indikator atau setiap satu jam harus ganti," tutur dia.
3. Warna darah menstruasi
Darah menstruasi bervariasi warnanya bergantung pada fase yang dilalui.
Mery mencontohkan pada awal menstruasi, seringkali darah berwarna merah dan menjadi kecoklatan menuju berakhirnya fase menstruasi.
Namun, hal yang perlu dikhawatirkan adalah jika warna darah cenderung ekstrim.
"Misalnya darah menjadi merah campur kehitaman, atau pucat sekali juga bisa karena anemia," tutur dia.
4. Rasa sakit saat menstruasi
Setiap menstruasi hampir pasti mengalami sakit.
Namun, rasa sakit yang berlebihan saat menstruasi tak boleh diabaikan begitu saja.
Menstruasi yang tidak disertai dismenore atau rasa sakit menurutnya tak perlu dikhawatirkan karena cenderung normal.
Sebaliknya, jika rasa sakit membuat kita bahkan tak bisa bergerak, maka perlu diperiksakan ke dokter.
"Sakit itu faktor hormonal, tidak semua mengalami dismenore."
"Justru tidak normal kalau sakitnya berlebihan seperti sampai guling-guling, itu perlu konsultasi ke dokter."
"Takutnya ada kista atau sesuatu pada rahim," kata Mery.
(*)