Autobiografi June Kenton yang berjudul "Storm in a D Cup", yang diterbitkan tahun lalu, menceritakan pengalamannya tentang bra yang pas untuk Ratu Elizabeth II.
Bukan hanya soal itu saja, dalam bukunya Kenton juga menyebut berbagai nama anggota keluarga kerajaan yang lain.
Mengetahui hal ini lantas pihak kerajaan Inggris memberikan surat perintah pencabutan atas izin memasok pakaian dalam kepada Ratu Elizabeth II.
( BACA JUGA: Nekat Kabur Saat Operasi Zebra, Sebuah Mobil Kena Tembak, Sopir Sampai di Bekuk! )
Putrinya, Jill Kenton (47) mengatakan "Dia (June Kenton) hancur."
"Kenton menolak untuk mengatakan apa isi surat dari kerajaan yang mencabut izin memasok pakaian dalam untuk Ratu."
"Namun ia menambahkan bahwa menurutnya buku itu memang menjadi tanggung jawabnya," kata Jill.
Sementara itu, June Kenton mengaku kaget dengan situasi yang dia alami saat ini.
( BACA JUGA: Remaja Buat Onar dengan Merusak Mobil, Ternyata Kisah di Baliknya Bikin Haru )
"Saya tidak pernah berpikir ketika saya menulis buku itu akan mengecewakan orang lain," ujar Kenton.
Pihak Istana Buckingham sendiri tidak berani banyak memberikan komentar soal surat yang dilayangkan untuk June Kenton.
Ratu Elizabeth II pertama kali memberi perusahaan itu surat perintah kerajaan pada tahun 1960 untuk memasok pakaian dalam baginya.
Biaya pembuatan bra dan pakaian dalam dari Rigby & Peller berkisar antara £ 60 sampai £ 200 (Rp 1-3 juta) per satuannya.
( BACA JUGA: Kai EXO Ulang Tahun, Inilah 8 Foto Transformasi dan Perjalanan Karirnya, Bikin Gemes deh! )
Bukan hanya Ratu saja yang mempercayakan urusan pakaian dalamnya kepada Rigby & Peller, mantan Perdana Menteri Inggris Margaret 'Iron Lady' Thatcher juga menjadi pelanggannya. (*)