Find Us On Social Media :

Buruknya Pengolahan Sampah Daur Ulang Jadi Alasan Negara Barat Kirim Sampah ke Asia

By None, Selasa, 16 Juli 2019 | 12:25 WIB

Buruknya Pengolahan Sampah Daur Ulang Jadi Alasan Negara Barat Kirim Sampah ke Asia

Penyortiran yang efisien memastikan pengumpulan bahan berkualitas lebih tinggi dan memberi manfaat di seluruh rantai daur ulang.

Cetak Biru Koleksi Pemerintah Welsh di Inggris, yang bekerja berdasarkan prinsip tersebut. Mereka mengamankan bahan daur ulang berkualitas tinggi dengan partisipasi rumah tangga tingkat tinggi.

Dengan proses pemilihan bahan yang semakin selektif, sampah yang dihasilkan dapat memasuki pasar untuk bahan sekunder baik di negara-negara tetangga, atau di Cina, di mana sampah ini akan melewati persyaratan impor yang lebih ketat.

Komunikasi yang lebih baik harus menjadi prioritas. Di bawah ini terdapat tiga cara agar konsumen dapat mendaur ulang dengan lebih baik.

Baca Juga: Kisah SMP Swasta di Bekasi yang Hanya Kedatangan 2 Siswa Baru!

  1. Pelabelan kemasan daur ulang yang jelas dan konsisten. Label “periksa secara lokal” yang menyarankan konsumen untuk memeriksa apakah pusat daur ulang di daerah mereka menerima sampah yang mereka hasilkan tidak membantu dan hanya menyebabkan kebingungan dan membuat orang salah buang. Ini merupakan langkah awal yang baik, bersama dengan komunikasi yang lebih baik dengan pusat daur luang terhadap keberadaan barang-barang yang tidak bisa didaur ulang.
  2. Informasi lebih lanjut untuk rumah tangga tentang ke mana saja sampah daur ulang pergi dan apa yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman seputar permintaan akan bahan berkualitas tinggi. Kondisi daur ulang berdampak pada penggunaan akhirnya. Jika daur ulang basah atau berminyak ini sering menyebabkan kerugian kontaminasi akibat barang-barang yang saling menempel selama proses penyortiran manual. Hasilnya sampah kualitasnya menjadi sangat buruk sehingga mereka tidak cocok untuk digunakan.
  3. Informasi yang lebih baik tentang tujuan akhir sampah daur ulang yang dihasilkan oleh kota tempat mereka tinggal. Menerbitkan informasi ini saat ini hanya bersifat sukarela. Ini harus dibuat wajib dan harus meliputi semua limbah yang dikumpulkan, tidak hanya yang ditangani oleh otoritas lokal. Ini akan memastikan ekspor yang konsisten, etis, dan legal. Ini akan mengekspos praktik ekspor yang buruk seperti sampah berkualitas rendah dan penyortiran yang buruk, yang membantu menyembunyikan ekspor ilegal barang-barang elektronik bekas akibat kurangnya transparansi.

Baca Juga: 15 Tahun Jadi Guru Honorer dengan Gaji Kecil, Nining Hanya Tinggal di Toilet Sekolah Karena Tak Mampu Sewa Rumah

Sistem lainnya

Sistem daur ulang untuk wadah minuman sedang diteliti oleh pemerintah Inggris, tetapi akan segera diimplementasikan di Skotlandia.

Sistem ini, yang dilaksanakan di Norwegia dan Jerman, dilakukan dengan menambahkan harga ke wadah minuman yang bisa ditebus ketika konsumen mengembalikan wadah minuman kosong dan duitnya bisa digunakan untuk pembelian selanjutnya.

Sistem ini membuat pengumpulan sampah dengan kualitas lebih tinggi, yang juga disertai beberapa manfaat potensial lainnya, seperti mengurangi buangan. Tentu ada argumen yang menentang, seperti biaya untuk implementasi dan dampaknya pada skema otoritas lokal dalam hal pengumpulan sampah rumah tangga karena nilai bahan yang dikumpulkan mengurangi biaya pengumpulannya.

Akan tetapi hilangnya penghasilan bagi Dewan Kota mungkin dapat diimbangi dengan pengurangan biaya pengumpulan karena volume daur ulang turun.

Meningkatkan kualitas sampah yang dikumpulkan harus dilakukan. Sistem pengembalian sampah dipandang sebagai langkah penting untuk melakukan hal ini.

Pada akhirnya, kita membutuhkan perubahan mendasar dalam cara kita melihat sampah yang kita hasilkan, sehingga kita tidak mengumpulkan sampah dan melakukan “daur ulang palsu” secara masif di negara lain. (*)

Artikel ini telah tayang di National Geographic Indonesia dengan judul, “Buruknya Manajemen Daur Ulang, Alasan Negara Barat Kirim Sampah ke Asia”