Find Us On Social Media :

Gara-gara Dianggap Merendahkan Orang Kulit Hitam, Toko Pakaian Ternama Ini Diacak-acak Massa

By Nindya Galuh Aprillia, Minggu, 14 Januari 2018 | 22:00 WIB

Toko pakaian ini terpaksa ditutup lantaran tersandung masalah rasisme

Laporan Wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati

Grid.ID – Sebuah brand pakaian asal Swedia menjadi bulan-bulanan massa setelah menampilkan sebuah iklan rasis.

Dilansir Grid.ID dari The Sun, kekacauan terjadi di empat mall di Afrika Selatan, tempat brand H&M menjual produk mereka.

Boneka manekin dan keranjang pakaian diacak-acak dan diinjak-injak oleh para aktivis saat mereka menyerbu toko-toko di Johannesburg.

Mereka meminta peritel menutup pintunya atau menghadapi tindakan yang membuat massa marah.

( BACA JUGA: Terlalu Banyak Kendala, Android Oreo di Smartphone Xiaomi MI A1 Akhirnya Ditarik )

Pembeli dan orang-orang di sekitar lokasi terpaksa melarikan diri saat gerombolan yang mengenakan seragam partai oposisi radikal negara itu menyapu toko-toko H&M di seluruh kota.

Serbuan itu juga mencakup toko andalan H&M di Afrika Selatan, yang terleatak di pinggiran kota kelas atas, Sandton.

Floyd Shivambu, juru bicara partai Pejuang Kebebasan Ekonomi (Partai EFF), memuji tindakan tersebut.

Floyd mengatakan bahwa peritel tersebut sekarang menghadapi konsekuensi atas tindakan rasisme.

( BACA JUGA: Mencintai Suami Orang Merupakan Perbuatan Pidana? Hotman Paris Beberkan Penjelasannya! )

Awal pekan ini, H&M dipaksa untuk meminta maaf dan memerintahkan penarikan saham secara massal.

Hal ini terjadi setelah mereka  menerbitkan sebuah iklan yang menggambarkan seorang anak laki-laki kulit hitam mengenakan hoodie hijau yang bertuliskan "monyet paling keren di hutan".

Terry Mango, yang berasal dari Kenya, adalah ibu anak laki-laki model dalam iklan tersebut.

Dia membela H&M dan mengatakan kepada para haters untuk melupakan insiden itu.

( BACA JUGA: Sering Dipuji, Kelakuan Shafa Kali Ini Bikin Netizen Sedih dan Kecewa, Netizen: Akibat Pergaulan Bebas, No Respect! )

Terry juga mengatakan bahwa dia telah mengalami kekerasan secara online atas komentarnya tersebut.

Polisi berhasil membubarkan masa pemrotes toko.

Pemimpin partai EFF, Julius Malema mengatakan bahwa toko H&M ditargetkan karena mereka memanggil anak-anak mereka sebagai monyet.

Toko Ritel H&M memutuskan untuk menutup toko-toko di Afrika Selatan setelah invasi.

( BACA JUGA: Daebak, Lagu Milik BTS Kembali Tulis Sejarah, Kali Ini Jadi Backsound Film Terbaru Nih! )

Hal ini mereka lakukan untuk keamanan staf dan pelanggan.

"Kami sedang mengajari mereka sebuah pelajaran.

Kami tidak akan membiarkan orang lain menggunakan warna kulit kami untuk mempermalukan kami, atau untuk mengucilkan kami," kata Malema dalam sebuah demonstrasi.

"Kami hitam dan kami bangga.

( BACA JUGA: Lagi Hits, Deretan Selebritis Ini Padukan Tas Anyaman Rotan dengan Penampilannya yang Stylish, Keren Siapa nih? )

Kita hitam dan kita cantik. 

Kita hitam dan kita tidak malu menjadi hitam," ujarnya. (*)