"Dua orang. Memang sudah berapa tahun ini sepi," tuturnya.
Wakil Kepala SMP itu menjelaskan, SMP ini merupakan sekolah umum, bukan sekolah agama dan bukan sekolah untuk anak berkebutuhan khusus, yang sesuai dengan kurikulum yang ada.
Tahun lalu, jumlah siswa yang mendaftar di sekolah juga tidak banyak, masih satu digit, yaitu lima siswa saja.
Dia pun menjelaskan soal entakan mars sekolah yang berasal dari dalam kelas.
"MPLS (masa pengenalan lingkungan sekolah) buat siswa baru saya gabungin (dengan kakak kelas). Biar ramai," jelasnya.
Wakil Kepala Sekolah mengaku hanya bisa menurut dan menjalaninya sepenuh hati segala keputusan yayasan.
Pihaknya akan tetap memberikan pelayanan pendidikan yang terbaik meski jumlah murid hanya sedikit.
"Kami mencoba memberikan yang terbaik saja. Berapa pun yang masuk, kami antarkan dia sampai selesai," ucap Wakil Kepala Sekolah.
"Batas penerimaan siswa nanti dibatasi, di-cut-off, kapannya dari negara. Kalau bisa juga kita enggak akan tutup penerimaan," imbuhnya.