Selain itu seperti pedoman makan sehat lainnya, diet ini juga menganjurkan kita memperbanyak konsumsi ikan, memilih daging unggas, kacang-kacangan, serta lemak sehat seperti minyak zaitun.
"Berbeda dengan diet popular lainnya, dalam diet ini tidak terlalu fokus pada mengurangi pati," kata Srinath.
Berbagai penelitian menyebutkan, yang terpenting dalam diet adalah keberlanjutan, jadi bukan diet yang hanya cocok diterapkan dalam jangka pendek saja.
"Masalah terbesar dari diet rendah karbohidrat lainnya adalah sangat sulit untuk mengurangi karbohidrat. Ini sebabnya diet DASH lebih ramah bagi banyak orang," paparnya.
Makanan yang melalui sedikit proses pemasakan (whole food) lebih diutamakan dalam diet ini, tanpa ada pantangan makanan tertentu.
Pembatasan yang utama dalam diet ini adalah makanan yang diproses, konsumsi lemak, gula, dan garam.
(Nggak Cuma Olahraga, 12 Aktivitas Sepele Ini Juga Ampuh Membakar Kalori loh!)
Studi telah membuktikan bahwa makanan yang diproses meningkatkan asupan kalori sampai 58 persen dan bahan pangan dengan tambahan gula sampai 99 persen.
Asupan garam terbanyak orang juga berasal dari makanan yang diproses.
"Kelebihan garam, yang mayoritas ditemukan dalam makanan yang diproses, bisa memicu tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke," kata Srinath.
Walau begitu, diet DASH bukanlah solusi ajaib jika Anda mengharapkan penurunan berat badan yang instan. Namun, penurunan yang bertahap justru lebih menyehatkan dan bisa bertahan jangka panjang.
"Diet DASH bukan solusi penurunan berat badan. Ya, membuat pilihan makan yang sehat memang dapat menurunkan berat badan, tapi pada dasarnya diet ini mengajarkan kita untuk membuat pilihan bahan pangan yang sehat sebagai gaya hidup," katanya. (*)
Berita ini juga tayang di Kompas.com dengan judul Mengapa Diet DASH Selalu Terpilih sebagai Diet Terbaik?