"Thrust" merujuk pada salah satu mekanisme gerak lempeng yang menimbulkan gempa dan memicu tsunami, yaitu gerak sesar naik.
Dengan demikian, megathrust bisa diartikan gerak sesar naik yang besar.
Mekanisme gempa itu bisa terjadi di pertemuan lempeng benua. Dalam geologi tektonik, wilayah pertemuan dua lempeng ini disebut zona subduksi.
Menurut Daryono, Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, zona megathrust terbentuk ketika lempeng samudera bergerak ke bawah menunjam lempeng benua dan menimbulkan gempa bumi.
"Zona subduksi ini diasumsikan sebagai sebuah zona “patahan naik yang besar” atau populer disebut zona megathrust," kata Daryono kepada Kompas.com, Sabtu (7/4/2018).
Menurut Daryono, yang terlibat dalam Pusat Studi Gempa Nasional (PUSGEN) 2017, di Indonesia terdapat 16 titik gempa megathrust yang tersebar di sejumlah titik, yaitu:
1. Aceh-Andaman 2. Nias-Simeulue 3. Kepulauan Batu, 4. Mentawai-Siberut 5. Mentawai–Pagai 6. Enggano 7. Selat Sunda Banten 8. Selatan Jawa Barat 9. Selatan Jawa Tengah-Jawa Timur 10. Selatan Bali 11. Selatan NTB 12. Selatan NTT 13. Laut Banda Selatan 14. Laut Banda Utara 15. Utara Sulawesi 16. Subduksi Lempeng Laut Pilipina
"Namun demikian, data menunjukkan sebagian besar gempa yang terjadi di zona megathrust adalah gempa kecil dengan kekuatan kurang dari 5,0," pungkas Daryono.
(*)