Find Us On Social Media :

Diduga Wabah Penyakit Baru, Seorang Gadis Meninggal Karena Mengalami Demam dan Pendarahan di Mata

By Nindya Galuh Aprillia, Senin, 15 Januari 2018 | 21:10 WIB

Petugas membawa jenazah gadis yang diduga mengidap wabah penyakit bahaya

Laporan Wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati

Grid.ID – Warga di negara Afrika Timur digegerkan oleh kasus kematian seorang gadis berusia 9 tahun.

Gadis tersebut meninggal karena demam yang diduga bisa lebih mematikan daripada wabah black death.

Black Death adalah suatu pandemi hebat yang pertama kali melanda Eropa pada pertengahan hingga akhir abad ke-14 (1347 – 1351).

Wabah Black Death membunuh sepertiga hingga dua pertiga populasi Eropa pada saat itu.

( BACA JUGA: Selingkuhan Menyerang Pasangan Suami Istri, Sang Suami Tewas Tertusuk Samurai, Begini Kronologinya )

Dilansir Grid.ID dari Dailymail, seorang gadis berusia sembilan tahun meninggal di Distrik Nakaseke, Uganda tengah dengan gejala penyakit pendarahan mata.

Penyakit pendarahan mata diperkirakan bisa membunuh hingga 40 persen orang yang terinfeksi penyakit tersebut.

Wabah yang ditakuti tersebut terjadi hanya beberapa bulan setelah ratusan orang terbunuh oleh wabah penyakit di Madagaskar.

Menurut Daily Star Sunday, gejala penyakit baru ini meliputi sakit kepala, pendarahan, muntah, diare dan nyeri otot.

( BACA JUGA: Uji Nyali, Datanglah ke Kota Paling Berbahaya di Dunia Ini, Ada 4 Kelompok Begalnya! )

Sebuah tim kesehatan dilaporkan telah bergegas untuk mensterilkan rumah gadis itu.

Jenazah gadis yang tidak disebutkan identitasnya itu lalu dimasukkan ke dalam kantung mayat setelah dia meninggal.

Seorang kerabat gadis yang meninggal mengatakan bahwa keluarga mereka tidak tahu bagaimana harus menguburkan jenazah anak itu.

Sementara itu, petugas kesehatan segera membawa jenazah gadis itu untuk meneliti penyakit yang dideritanya.

( BACA JUGA: Foto Bersama, Begini Penampilan Cantik Krisdayanti dan Janda Konglomerat, Jamie Chua yang Bikin Kamu Terpukau! )

Tiga orang sebelumnya dilaporkan meninggal di Sudan Selatan minggu lalu karena demam virus serupa.(*)