Find Us On Social Media :

Tak Seberuntung Safa dan Marwa, Anak Kembar Siam Craniopagus ini Harus Tetap Hidup Berdampingan

By None, Jumat, 19 Juli 2019 | 17:25 WIB

Tak Seberuntung Safa dan Marwa, Anak Kembar Siam Craniopagus ini Harus Tetap Hidup Berdampingan

Jika berhasil bertahan pun usia mereka diperkirakan tak lebih dari 10 tahun.

Namun kedua saudari itu bisa bertahan dengan baik hingga kini usia mereka sudah 18 tahun.

Meskipun otak dan tubuh Neev dan Nelly bersifat independen, karena kepala mereka berbagi aorta, dokter tidak dapat melakukan operasi pemisahan untuk mereka.

Baca Juga: 6 Tahun Berlalu, Begini Penampilan Abidzar Al Ghifari yang Beranjak Dewasa Sepeninggalan Almarhum Uje!

Dilaporkan bahwa bahkan kembar kranial sangat jarang, dari kembar siam dunia, hanya 2%-6% yang terhubung pada kepala.

Karena kurangnya sumber daya medis di Republik Suriname, tempat Neev dan Nelly lahir, mereka harus datang ke Amsterdam, Belanda untuk perawatan.

Kedua saudari ini telah mempertahankan sikap positif dan optimis selama bertahun-tahun.

Hidup dengan kondisi 'berbeda' akan terasa sulit, keluarga mereka dijauhi dan dianggap semacam voodoo.

Nelly mengungkap pernah suatu ketika orang-orang bertanya 'mengapa orang tuamu tidak menghentikan kehamilan?'

Baca Juga: 5 Rahasia Ritual Ratu Paling Cantik di Eropa, Salah Satunya Maskeran dengan Selusin Telur

Karena reaksi yang tidak baik dari lingkungan, mereka tidak bisa bebas keluar.

Namun ketika mereka berusia 16 tahun, keluarga dan ibunya, Rosianne, mendorong mereka untuk lebih aktif ke publik dan melakukan vlogging online untuk terhubung dengan orang di seluruh dunia dan menyebarkan kesadaran tentang kondisi seperti mereka.

Mereka juga menunjukkan kehidupan mereka melalui YouTube dan Instagram, memberi tahu orang lain bahwa mereka bukan sekadar "gadis cacat".

Neev mengatakan bahwa kepala mereka memang bersatu, tapi bagian tubuh yang lain terpisah, sehingga dua orang memiliki 'kepribadian' sendiri. (*)

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul, “Tak 'Seberuntung' Safa dan Marwa, Dua Gadis Ini Hidup dengan Kepala Menyatu Hingga Sekarang Tapi Mereka Mengubah Cara Pandang Orang Tentang 'Kecacatan'”