Anang yang saat itu duduk di bangku kelas 3 SMA berhasil membuat prototipe kacamata jalan untuk orang buta yang dia namai G4B.
Dia mengaku idenya membuat kacamata jalan ini terinspirasi dari pengalaman pribadinya.
"Ide itu muncul ketika seorang wanita buta bertanya arah kepadaku, yang saat itu aku pikirkan adalah bagaimana susahnya untuk orang buta zaman sekarang di mana jalanan mulai ramai serta penuh tiang listrik, papan nama dan lain-lain," katanya.
Kacamata jalan buatan Anang, G4B, memanfaatkan gelombang ultrasonik dan sensor infra merah.
Teknologi ini bekerja berdasarkan sistem ekolokasi yang digunakan juga oleh kelelawar untuk bernavigasi.
Ketika gelombang ultrasonik yang dipancarkan mengenai objek di depannya, sensor akan menangkapnya sebagai sebuah peringatan untuk pengguna.
Suara 'bip' akan keluar disertai dengan getaran yang memperingatkan pengguna akan benda di depannya.
Hal yang sama bekerja melalui sensor infra merahnya.
Anang pun kemudian berhasil mendapatkan penghargaan dari 'Dr APJ Abdul Kalam IGNITE Awards 2017' dan 'Dinanath Pandey Smart Idea Innovation Award 2017' berkat penemuannya ini.
Bahkan, UNICEF pun terpukau oleh penemuan Anang ini dan berjanji akan membantu memasarkannya.
(*)