Untuk tsunami, Eko Yulianto selaku pelacak jejak tsunami purba dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia berkata bahwa tidak ada catatan sejarah tentang tsunami besar di selatan Jawa.
Dilansir dari artikel Kompas.com, 15 Februari 2019; Eko berkata bahwa yang tercatat hanya pada tahun 1800-an dan 1921, tetapi itu pun masih tergolong tsunami kecil.
Baca Juga: Ditangkap karena Konsumsi Narkoba, Mantan Istri Bongkar Alasan Iyan Nikahi Nunung
Meski demikian, dia juga berkata bahwa karena daerah selatan Jawa merupakan kawasan zona subduksi, besar kemungkinan akan terjadi gempa-gempa berkekuatan besar yang bisa menimbulkan tsunami.
2. Megathrust dalam gempa dan tsunami besar
Sama seperti kali ini, megathrust juga disebut-sebut dalam kabar potensi gempa di Jakarta dan potensi tsunami Pandeglang yang dalam skenario terburuk mencapai ketinggian 57 meter pada tahun lalu.
Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, menjelaskan bahwa megathrust bisa diartikan sebagai gerak sesar naik yang besar.
Biasanya, mekanisme gempa ini terjadi pada pertemuan lempeng benua atau zona subduksi.
Baca Juga: Sudah Bayar Hotel, Wanita Ini Malah Pilih Tidur di Mobil Cuma karena Masalah Sepele
Di Indonesia, terdapat 16 titik gempa megathrust, termasuk Selat Sunda Banten, Selatan Jawa Barat dan Selatan Jawa Tengah-Jawa Timur.
Meski sering dianggap menyebabkan gempa bermagnitudo besar dan tsunami, nyatanya sebagian besar gempa di zona megathrust tergolong kecil dengan magnitudo kurang dari 5,0.
Namun, khusus untuk segmen megathrust di selatan Jawa Barat dan Banten, potensi gempa mencapai magnitudo maksimum M 8,8.