Salah satu lokasi yang menjadi titik pantauannya adalah gang Batik, Prawirotaman I, yang selanjutnya dipasang CCTV.
Usai digelandang ke Polsek Mergangsan, pelaku SP mengungkap motifnya hanya iseng belaka.
"Cuma iseng, khilaf. Pas lewat Prawirotaman, orang asing biasanya cantik-cantik dan berbaju terbuka. Tetapi tidak ada unsur nafsu, cuma iseng," ujarnya.
Melihat peristiwa mengkhawatirkan itu, tentu sangat disayangkan sekali.
Seorang guru yang harusnya berpendidikan, mengerti dan menghargai norma-norma yang ada, malah melakukan perbuatan yang tidak pantas.
Perlu diketahui, pelecehan seksual yang dilakukan seperti SP ini ternyata sangat berdampak pada kesehatan korban penyerangan secara seksual (sexual abuse).
Sebuah penelitian dari Pitt School of Medicine yang diterbitkan di Journal of American Medical Association, mengungkapkan korban penyerangan/pelecehan secara seksual memiliki risiko terkena masalah kesehatan seumur hidup seperti hipertensi, insomnia, dan depresi dibandingkan orang lain.
Studi yang meneliti 300 wanita ini pada awalnya direkrut untuk studi tentang kesehatan jantung.
Namun, mereka juga menemukan seseorang yang mengalami penyerangan seksual ternyata dua kali lebih mungkin mengalami insomnia dan hipertensi, serta tiga kali lebih mungkin menderita depresi berat.
“Penelitian kami menunjukkan pengalaman hidup mungkin memiliki dampak serius pada kesehatan wanita, baik mental dan fisik," kata penulis utama Dr Rebecca Thurston, dikutip dari Daily Mail, Kamis (4/10/2018).