Namun putra Cohen, yang diwarisi pisau belati itu menganggap bilah bertulah itu hanya omong kosong belaka.
Beberapa minggu kemudian, ketika sedang mengemudikan mobil balapnya, tiba-tiba mobilnya tergelincir di jalan yang sepi, lalu terjungkal masuk jurang hingga hancur-lebur.
Dia adalah korban ke-26. Sejak saat itu tidak seorang pun mau memiliki belati tersebut dan langsung memindahtangankannya ke orang lain.
Baca Juga: Mengaku Dihamili Alien, Wanita ini Kisahkan Perjalanannya ke Tahun 3.500
Korban terakhir
Seorang pria bernama Sturman membelinya dan memasangnya sebagai hiasan di dinding rumahnya. Beberapa hari kemudian, dia terbunuh akibat petir yang menyambarnya.
Pisau itu tergeletak begitu saja di antara peninggalan Sturman hingga seorang kaya berkebangsaan Amerika memerintahkan pegawainya di Afrika yang bernama Dark Nathan membeli pisau itu.
Nathan membelinya dan segera berupaya mengirimkan barang tersebut melalui Kantor Pos terdekat agar terlepas dari bilah bertulah tersebut.
Ketika berjalan keluar kantor pos, Nathan terbunuh akibat tertabrak kereta lori yang lewat.
Sejak itu kisah tentang bilah bertulah Herero itu tidak kedengaran lagi. Dengan rentetan kisah yang mengiringinya, tak seorang pun ingin menemukannya. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari online dengan judul, “Kisah Pisau Bertabur Permata yang Penuh Kutukan, Membawa Kematian Berantai Hingga Renggut 28 Nyawa”