Man Rambo mengaku pernah menjadi preman saat menjajal hidup di Ibukota Jakarta dan Surabaya pada tahun 70 hingga 80an.
Ia kerap terluka saat berkelahi lantaran terkena senjata tajam dan dihujam timah panas polisi.
Bahkan, Man Rambo juga pernah mendekam selama 12 tahun di Penjara Kalisosok, Surabaya.
Baca Juga: Deklarasi Artis Anti Narkoba, Ramzi: Artis Panutan Bagi Penggemarnya
"Banyak cerita yang enggak saya banggakan, tapi itu perjalanan hidup saya. Saya dulu preman, pernah dipenjara juga. Sudah saya lalui semua, Alhamdulilah sekarang saya bisa jadi orang yang lebih baik," kata Man Rambo di Kramat Jati, Jakarta Timur.
Tak hanya itu, cerita hidupnya yang paling disyukurinya adalah saat ia mendapatkan cinta dari istrinya.
"Semenjak saya kenal cinta, saya berubah. Saya bisa berubah jadi lebih baik ya setelah menikah dengan almarhum istri saya. Kalau enggak mengenal cinta dan almarhum istri saya enggak tahu sekarang bagaimana," ujarnya.
Baca Juga: VIDEO - Artis, Manager, dan Produser Indonesia Deklarasikan Anti Narkoba
Pertemuan Man Rambo dengan sang istri pertama kali terjadi pada tahun 1990-an dan ia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dunia kriminal.
Usai menikah, ia beralih profesi menjadi sopir angkot di Surabaya.
"Enggak lama saya keluar penjara saya menikah, sekitar 15 tahun saya hidup bersama istri. Setelah menikah saya mikir, kalau saya dipenjara lagi bagaimana nasib istri saya. Bagaimana kalau nanti saya punya anak, siapa yang kasih makan mereka kalau saya dipenjara. Saya dipenjara dapat makan, tapi anak dan istri saya bagaimana?," cerita Man Rambo.
Baca Juga: Tidak Peduli Pro dan Kontra, Polres Jaksel Akan Tetap Deklarasi Artis Anti Narkoba!
Dari semua jejak perjalanan kelam yang terukir di tubuhnya, Man Rambo merelakan bagian lengan kanannya dirajah sebagai bentuk cinta ke mendiang sang istri.
Meski akhirnya menyesal karena merajah tubuh, tato itu diakui sebagai bentuk cinta terhadap istrinya.
Rasa cintanya terhadap sang istri juga dituangkan di bagian lengan sebelah kanannya yang bertuliskan "Demi Tuhan ku mencintaimu Mama".
Baca Juga: Predikat Duta Anti Narkoba Roro Fitria Terancam Dicopot!
"Ini tulisannya 'Demi Tuhan ku mencintaimu Mama'. Saya menyesal bukan karena kalimat dan istri saya meninggal. Tapi karena tatonya itu sendiri, tapi sudah terlanjur. Tanpa tato ini saya tetap mencintai almarhum istri," kenang dia.
Saat ini, Man Rambo masih terus menggaungkan kampanye anti Narkoba dan melakukan perjalanan Jakarta-Surabaya dengan berjalan kaki. (*)