Derajad mengatakan, narkotika memang memiliki efek yang membuat jantung berdebar lebih kencang.
Namun, menjadikan narkoba sebagai alat untuk meningkatkan stamina dan kepercayaan diri merupakan salah kaprah dan hanya iming-iming semata pengedar agar dagangannya laku.
Baca Juga: Akui Konsumsi Narkoba Karena Sibuk Syuting, Nunung Ngaku Sempat Jalani Rehabilitasi di Surabaya
Setelahnya, pengguna akan ketergantungan dan terus mencari barang haram tersebut.
"Ini hanya buat simulasi, rangsangan untuk otot saja, padahal tidak berhubungan sama sekali dengan produktivitas dan meningkatkan stamina," kata Derajad.
Padahal, untuk menjaga stamina dan daya tahan tubuh, yang dibutuhkan manusia adalah asupan gizi yang cukup dan multivitamin.
Baca Juga: Nunung Menangis Hingga Pingsan Usai Minta Maaf Kepada Sang Suami, Netizen: Nggak Tega Aku Liatnya
Dokter, filsuf, sekaligus ahli gizi DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum mengatakan, tubuh manusia tidak membutuhkan "doping stamina" dengan menggunakan zat-zat terlarang.
Dia menyebut istilah "doping stamina" yang selama ini menjadi alasan para pengguna narkoba, sebenarnya sama sekali tidak bisa dibenarkan.
"Kata ‘doping’ itu sebenarnya enggak ada. Itu maksain badan kerja lebih kencang, kasihan," ujarnya.
Alih-alih mendapatkan kebugaran tubuh sebagaimana diinginkan, pengguna justru akan mengalami penurunan kualitas kesehatan yang cukup serius.
Menurut Tan, penyakit-penyakit ini datang karena kita sebagai manusia tidak bisa membedakan mana yang menjadi keinginan mulut dan kebutuhan badan.
"Orang sakit itu karena dia makan yang dia doyan, badannya butuh? Enggak. Narkotika apa lagi, dia pakai yang dia candukan, badannya butuh? Enggak banget," pungkas Tan.
(*)